REPUBLIKA.CO.ID, YANGON -- Facebook meminta pihak berwenang Myanmar untuk membuka akses ke layanan media sosial. Junta militer Myanmar telah memerintahkan pemblokiran Facebook dan platform media sosial lainnya serta memutus jaringan internet pada Sabtu (6/2).
“Kami sangat prihatin dengan perintah untuk mematikan internet di Myanmar. Kami sangat mendesak pihak berwenang untuk memerintahkan pemblokiran semua layanan media sosial," ujar Direktur Kebijakan Publik Facebook untuk APAC, Rafael Frankel.
Junta militer Myanmar telah memutus layanan internet untuk membungkam kritik setelah kudeta. Ribuan demonstran anti-kudeta menggelar aksi protes di Yangon sambil mengangkat salam tiga jari ke angkasa. Salam tiga jari itu terkenal dalam film Hunger Games yang melambangkan pemberontakan terhadap sistem otoriter.
"Diktator militer, gagal, gagal! Demokrasi, menang, menang!" teriak para pengunjuk rasa yang turut mendesak militer membebaskan pemimpin de facto Myanmar, Aung San Suu Kyi, yang telah menjadi tahanan rumah. Sebagian besar pengunjuk rasa juga mengenakan pakaian serba merah dan bendera merah yang melambangkan partai Suu Kyi, National League for Democracy (NLD).
Demonstrasi berlangsung setelah militer mencoba membungkam protes anti-kudeta yang marak digemakan warganet Myanmar dengan memblokir sejumlah media sosial seperti Facebook, Twitter, WhatsApp hingga Instagram. Layanan internet di seluruh penjuru Myanmar telah diblokir mulai Sabtu (6/2) pagi.
Baca juga : Layanan Internet Myanmar Kembali Dapat Diakses
Junta yang dipimpin oleh Panglima Angkatan Darat Jenderal Min Aung Hlaing telah mengumumkan keadaan darurat selama satu tahun. Dia berjanji akan mengadakan pemilihan umum yang adil. Suu Kyi beserta tokoh politik Myanmar lainnya ditangkap oleh militer pada Senin (1/2). Militer melakukan kudeta karena menduga ada kecurangan hasil pemilihan umum yang dimenangkan oleh partai Suu Kyi.
Polisi Myanmar telah mengajukan tuntutan kepada Suu Kyi karena diduga mengimpor peralatan komunikasi secara ilegal. Polisi menemukan enam radio walkie-talkie saat menggeledah rumah Suu Kyi di Naypyidaw. Alat komunikasi tersebut diimpor secara ilegal dan digunakan tanpa izin.