Selasa 09 Feb 2021 16:32 WIB

Meraih Mimpi dengan Memilih Mitra Pilihan

Mitra pilihan bisa mewujudkan mimpi bisnis online.

Foto: Menhefari saat menceritakan pengalamannya di bisnis online
Foto: Dok Republika
Foto: Menhefari saat menceritakan pengalamannya di bisnis online

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dari data yang dikeluarkan banyak lembaga riset bahkan juga dari pemerintah, kondisi bisnis pada masa pandemi ini mengalami penurunan yang sangat signifikan. Bahkan sejumlah industri besar seperti pariwisata anjlok sampai ke titik nadir.

Sementara bisnis lainnya paling tidak turun sampai ke angka 40 persenan. Namun di balik penurunan ini, justru bermunculan bisnis baru yang malah moncer. Bisnis tersebut salah satunya bisnis online di bidang perdagangan—apparel, fashion, food & beverages, life style sampai ke usaha pendidikan online.

Baca Juga

Banyak pelaku bisnis online yang meraih sukses dari usahanya. Salah satunya adalah Menhefari, lelaki kelahiran Koto Anau – Sumatra Barat 39 tahun lalu. Kendati sudah memiliki puluhan toko online ternama, lelaki berperawakan tegap ini tidak mencapainya dengan mudah. Banyak cerita suka duka mengikuti perjalanan bisnis online-nya. Berawal dari coba-coba sekaligus intuisi yang sangat kuat bahwa bisnis yang terkait internet akan moncer di masa depan, Menhefari yang tak kenal menyerah ini memulai bisnisnya secara online.

“Sebenarnya, ketika pertama kali datang merantau ke Jakarta tahun 2005, niat saya ya cari kerja kantoran. Sayangnya saya yang cuma lulusan SLTA nggak diterima di mana-mana. Bahkan melamar jadi OB hotel saja nggak keterima,” ujar Menhefari, Senin (9/2). 

Menhefari yang memang tak kenal putus asa ini mulai belajar tentang internet. Dia berkeyakinan, bisnis secara online akan booming. Lelaki yang selain seorang pengusaha dan juga seorang filantropis ini kebetulan sangat melek dunia Teknologi Informasi. Ia belajar secara otodidak, bahkan belajar membuat website pun ia lakukan sendiri.

Tekadnya saat itu, ia harus berhasil dan memiliki penghidupan yang layak untuk diri sendiri, keluarga, dan orang lain. “Malu rasanya kalo harus pulang kampung nggak bawa hasil apa-apa. Bisnis online ini memang saya lakukan pada saat desperate. Alhamdulillah bisnis awal membangun website untuk pihak lain berjalan lancar,” tuturnya.

Menjual website ini sudah ditekuninya sejak 2005 dan ia berhasil menjual 1500-an website ke berbagai negara. Yang terbanyak dari Rusia dan Amerika. Keuntungan dari menjual website ini digunakannya untuk mebangun rumah tangga dan menyenangkan orangtuanya. Namun, lelaki yang juga pendiri DIMENSI (Digital Marketing Enthusiast Indonesia) lama-lama merasa berat juga menjual website. Perbedaan waktulah yang membuatnya memutuskan untuk berhenti jualan website.

Baginya keluarga adalah prioritas. “Karena perbedaan waktu saya menutup bisnis website. Bisa dibayangkan saat transaksi bisnis di sana siang dan di sini tengah malam. Melelahkan juga. Saya lalu memulai bisnis online lain dengan berjualan produk fisik untuk market lokal Indonesia,” tambahnya.

Awalnya tentu Menhefari tidak langsung memiliki produk sendiri. Dia pun harus mulai dari awal dengan menjadi dropshipper di beberapa marketplace lalu pindah ke platform Facebook dengan berjualan produk sendiri berupa jam tangan atau arloji.

Platform pertama yang ia gunakan adalah Facebook dan kini ia sudah memakai aneka platform termasuk Google dan Tik Tok. Banyak suka duka yang dilaluinya sejak membuka bisnis online untuk produk fisik. Apalagi produknya banyak dijual di sejumlah platform. Kesulitan yang ia hadapi ya soal update barang dan lain-lain, karena faktor sukses di bisnis ini adalah kecepatan dan perubahan yang juga selalu cepat.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement