REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mary Wilson, penyanyi terkenal dan salah satu pendiri grup ikonik The Supremes, meninggal dunia pada usia 76 tahun. Sang biduan meninggal pada Senin di kediamannya di Nevada, Amerika Serikat.
Kematiannya dikonfirmasi oleh publisisnya, Jay Schwartz. Ia mengatakan bahwa penyanyi itu meninggal mendadak. Hingga berita ditulis penyebab kematian belum diketahui pasti.
Wilson adalah salah satu anggota awal The Supremes bersama Diana Ross, Florence Ballard dan Barbara Martin. Pada 1959 mulanya mereka menamai grup sebagai "The Primettes", kemudian mengganti nama menjadi The Supremes pada tahun 1961.
Setelah menandatangani kontrak dengan Motown Records pada 21 Januari 1961, The Supremes kemudian menjadi salah satu grup dengan penjualan terbesar sepanjang masa dengan lagu-lagu hit seperti You Can't Hurry Love, Baby Love dan Come See About Me. Wilson tetap bersama grup, yang menjadi trio setelah kepergian Martin pada tahun 1962, hingga perpecahan mereka pada tahun 1977.
Dalam sebuah pernyataan, pendiri Motown Records Berry Gordy Jr mengatakan bahwa dia sangat terkejut dan sedih mendengar kematian Wilson.
"The Supremes selalu dikenal sebagai 'sweethearts of Motown'. Mary, bersama Diana Ross dan Florence Ballard, datang ke Motown pada awal 1960-an. Setelah serangkaian hit No 1 yang belum pernah terjadi sebelumnya. Mereka membuka pintu kesuksesan sejak saat itu," kata Gordy seperti dilansir dari NME pada Selasa (9/2).
Dua hari sebelum kepergiannya, Wilson sempat mengunggah video ke saluran YouTube miliknya. Melalui video itu, dia berbagi tentang bagaimana dia merilis materi solo baru, termasuk album yang belum pernah dirilis 'Red Hot' yang dia rekam dengan produser Gus Dudgeon pada tahun 1970-an.
Penyanyi itu merilis dua album solo sepanjang karir, dengan debut pada 1979 dan "Walk The Line" tahun 1992. Single terakhirnya, "Time to Move On" dirilis pada 2015. Otobiografinya tahun 1986, Dreamgirl: My Life As a Supreme juga menjadi buku terlaris di New York Times.