Rabu 10 Feb 2021 16:39 WIB

Banjir Indramayu Rendam 25 Ribu Rumah

Upaya penanggulangan banjir masih terus dilakukan.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Andi Nur Aminah
Warga mengayuh sepeda melewati banjir di Indramayu, Jawa Barat, Selasa (9/2/). Pemerintah Kabupaten Indramayu menetapkan status tanggap darurat banjir hingga Rabu (17/2) mendatang karena daerah yang terdampak banjir meluas.
Foto: ANTARA/Dedhez Anggara
Warga mengayuh sepeda melewati banjir di Indramayu, Jawa Barat, Selasa (9/2/). Pemerintah Kabupaten Indramayu menetapkan status tanggap darurat banjir hingga Rabu (17/2) mendatang karena daerah yang terdampak banjir meluas.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Memasuki hari ketiga, banjir di sejumlah wilayah di Kabupaten Indramayu masih belum surut, Rabu (10/2). Upaya penanggulangan banjir pun terus dilakukan. 

Kepala Sekretariat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Indramayu, Caya, mengatakan, berdasarkan pendataan pada 8 – 10 Februari 2021 pukul 12.00 WIB, banjir merendam 22 kecamatan di Kabupaten Indramayu. Di wilayah-wilayah itu, ada 25.206 rumah warga yang terendam.

Baca Juga

Ketinggian air yang merendam rumah-rumah warga bervariasi. Bahkan, ada yang mencapai dua hingga tiga meter. Hal itu seperti yang terjadi di Desa Karang Tumaritis, Kecamatan Haurgeulis. "Dari jumlah rumah yang terendam itu, 11 rumah di antaranya rusak berat," kata Caya, Rabu (10/2).

Adapun 22 kecamatan itu adalah Kecamatan Indramayu, Sindang, Pasekan, Lohbener, Jatibarang, Widasari, Tukdana, Kertasemaya, Sukagumiwang, Krangkeng, Lelea, Cikedung, Kroya, Gabuswetan, Bongas, Losarang, Cantigi, Kandanghaur, Anjatan, Haurgeulis, Gantar dan Terisi. Selain merendam rumah, banjir juga menggenangi 29 tempat ibadah dan 83 fasilitas umum yang tersebar di 22 kecamatan. Tak hanya itu, 2.096 sawah/tambak milik warga juga ikut terendam.

Akibat banjir tersebut, warga terpaksa harus mengungsi. Selain ke balai desa dan kantor kecamatan, lokasi pengungsian juga banyak tersebar di masjid-masjid bahkan di pinggir jalur pantura.

Caya mengatakan, jumlah keseluruhan pengungsi selama tiga hari terakhir, mencapai 77.752 jiwa. Dari jumlah itu, saat ini sudah ada yang kembali ke rumahnya masing-masing. "Ada juga warga yang masih mengungsi," terang Caya.

Sementara itu, pada Rabu (10/2) siang, banjir yang menggenangi jalur pantura di Kecamatan Losarang dan Kandanghaur sudah mulai surut. Meski demikian, tenda darurat pengungsi masih berdiri di jalur pantura.

Hal itu seperti yang terlihat di jalur pantura Desa Jumbleng, Kecamatan Losarang, serta Desa Karanganyar, Cilet dan Parean, Kecamatan Kandanghaur. Para pengungsi mendirikan tenda di jalur arah Jakarta. Namun, lebih banyak warga yang memilih mengungsi di masjid-masjid.

Koordinator Lapangan Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Indramayu, Waminudin, menyebutkan, masjid yang kini masih menjadi lokasi pengungsian di antaranya adalah Masjid Alhuda di Desa Eretan Kulon. Di desa itu, ada sedikitnya 280 warga yang mengungsi. "Di situ juga ada dapur umum mandiri," terang Waminudin. 

Sementara itu, banjir yang masih menggenang wilayah Kecamatan Losarang dan Kandanghaur itu berasal dari sungai Cipanas. Tanggul di sungai itu diketahui jebol sehingga airnya mengalir menuju pemukiman warga dan jalur pantura.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement