REPUBLIKA.CO.ID, BAKU -- Otoritas kesehatan Azerbaijan, pada 8 Februari, mengeluarkan izin pelaksanaan uji klinis yang pertama bagi kombinasi vaksin Covid-19 Sputnik V dari Rusia dan AstraZeneca dari Inggris. Hal itu berdasarkan keterangan Dana Investasi Langsung Rusia (RDIF).
"RDIF, Pusat Riset Gamaleya (pengembang Sputnik V), AstraZeneca, dan R-Pharm sebelumnya menandatangani nota kesepakatan kerja sama pengembangan vaksin, yang diumumkan pada Desember 2020 dalam pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin," kata RDIF dalam sebuah keterangan, Selasa (9/2) malam.
Perusahaan asal Rusia, R-Pharm, mengatakan pihaknya telah bekerja sama dengan Azerbaijan dalam beberapa tahun belakangan. R-Pharm juga mendirikan pabrik produksi di negara itu pada 2019, dan pada 2020 mendaftarkan dua obat untuk pasien Covid-19, yakni Artlegia dan Coronavir.
Uji klinis tersebut bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan memicu respons imun (imunogenisitas) vaksin kombinasi Sputnik V dan AstraZeneca, dan akan berlangsung selama enam bulan di beberapa negara dengan masing-masing 100 relawan.