Sabtu 13 Feb 2021 06:28 WIB

Sawah di Indramayu Kebanjiran, Petani Minta Tambahan Pupuk

Dilaporkan ada sekitar 13.677 hektare sawah yang terdampak banjir di Indramayu.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Irfan Fitrat
Petani melintasi area sawah yang terendam banjir di Widasari, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Selasa (5/1/2021).
Foto: Antara/Dedhez Anggara
Petani melintasi area sawah yang terendam banjir di Widasari, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Selasa (5/1/2021).

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU — Banjir yang terjadi di wilayah Indramayu selama beberapa hari terakhir dilaporkan berdampak terhadap lahan sawah di sejumlah daerah. Berdasarkan data yang dilansir Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Indramayu, per Jumat (12/2) hingga pukul 10.00 WIB, dilaporkan ada sekitar 13.677 hektare lahan sawah yang terdampak banjir. 

Sawah terdampak ini disebut tersebar di wilayah 27 kecamatan, antara lain Anjatan, Arahan, Balongan, Bangodua, Bongas, Cikedung, Gabuswetan, Gantar, Haurgeulis, Jatibarang, Juntinyuat, dan Kandanghaur. Kemudian di wilayah Kedokanbunder, Kertasemaya, Krangkeng, Kroya, Lelea, Lohbener, Losarang, Pasekan, Patrol, Sindang, Sukagumiwang, Sukra, Terisi, Tukdana, dan Widasari. 

Berdasarkan data, area sawah di Kecamatan Kandanghaur paling banyak yang terendam banjir, yaitu sekitar 2.492 hektare. Lalu di Losarang sekitar 2.107 hektare, Haurgeulis 1.440 hektare, Gabuswetan 1.072 hektare, Terisi 930 hektare, dan di Tukdana sekitar 730 hektare. 

Menurut Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Kandanghaur, Waryono, sawah yang terendam banjir di daerahnya tersebar di 13 desa. Tersebar di Desa Curug, Ilir, Eretan Wetan, Eretan Kulon, Kertawinangun, Karangmulya, Karanganyar, Wirapanjunan, Wirakanan, Parean Girang, Soge, Pranti dan Bulak. “Sawah yang paling luas terendam banjir ada di Desa Parean Girang, seluas 1.007 hektare,” kata Waryono.

Waryono mengatakan, ketinggian genangan banjir yang merendam area sawah ini bervariasi, antara 30 sentimeter-70 sentimeter. Hingga Jumat, kata dia, genangan air di sejumlah sawah sudah mulai surut, ada juga sawah yang masih terendam.

Menurut dia, usia padi di sawah yang terdampak banjir ini juga berbeda-beda, berkisar satu hari hingga 50 hari. Ada juga yang masih persemaian. Ia belum bisa memastikan kondisi tanaman padi yang terendam banjir itu. “Ya kalau lebih dari tiga hari ke depan banjir masih merendam, harus tanam ulang,” ujar dia.

Waryono mengatakan, area tanaman padi yang terdampak banjir itu hampir seluruhnya telah dilakukan pemupukan tahap pertama. Kalaupun nantinya padi masih terselamatkan dari ancaman puso, kata dia, tetap harus dilakukan pemupukan ulang. “Padahal, pupuk kan lagi susah,” kata dia.

Karenanya, Waryono mengharapkan pemerintah bisa memberikan alokasi tambahan pupuk urea bersubsidi bagi petani yang tanamannya terendam banjir. Hal itu dinilainya akan mengurangi beban para petani. “Benih juga kami minta ada bantuan jika dilakukan tanam ulang,” ujar Waryono. 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement