Senin 15 Feb 2021 17:31 WIB

BPBD Pantau Daerah Rawan Longsor di Tanah Laut

Usai hujan deras air lumpur mengalir ke kaki gunung meningkatkan risiko tanah longsor

Red: Bilal Ramadhan
Warga menyelamatkan barang dari rumah yang terendam banjir di Desa Banua Raya di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, Senin (11/1/2021). Berdasarkan data yang telah di himpun aparat desa Banua Raya, sebanyak 2.907 Jiwa terdampak banjir akibat luapan sungai Bati Bati.
Foto: ANTARA/Bayu Pratama S
Warga menyelamatkan barang dari rumah yang terendam banjir di Desa Banua Raya di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, Senin (11/1/2021). Berdasarkan data yang telah di himpun aparat desa Banua Raya, sebanyak 2.907 Jiwa terdampak banjir akibat luapan sungai Bati Bati.

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Kepala Pelaksana Badan Penanggulanagn Bencana Daerah (BPBD) Tanah Laut, Kalimantan Selatan M Kusri menyatakan pihaknya terus melakukan pemantauan daerah rawan longsor di daerah itu.

"Memasuki Tanggap Darurat Bencana Tahap III, wilayah Desa Panggung Baru, Kecamatan Pelaihari masih terancam bencana rawan tanah longsor," kata Kusri.

Menurut dia, usai hujan deras sebelumnya dari Gunung Keramaian terlihat air bercampur lumpur mengalir ke bawah kaki gunung di mana kondisi itu akan meningkatkan risiko tanah longsor.

"Usia terjadi hujan lebat kita coba memantau kondisi rawan longsor di Jalan Keramat, masih ada air dan lumpur yang turun dari atas, tidak ada material lain, tapi air berupa lumpur masih mengalir ke bawah, takutnya nanti apabila terjadi hujan lebat material lain bisa turun ke bawah," katanya.