Senin 15 Feb 2021 22:52 WIB

Irjen Napoleon Ajukan Pembelaan Usai Dituntut Tiga Tahun

JPU meyakini Napoleon Bonaparte menerima suap dari Djoko Tjandra.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Mas Alamil Huda
Terdakwa kasus suap penghapusan red notice Djoko Tjandra, Irjen Pol Napoleon Bonaparte menjalani sidang lanjutan di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Senin (15/2/2021). Mantan Kepala Divisi Hubungan Internasional Polri itu dituntut Jaksa Penuntut Umum (JPU) tiga tahun penjara ditambah denda Rp100 juta subsider enam bulan kurungan.
Foto: GALIH PRADIPTA/ANTARA
Terdakwa kasus suap penghapusan red notice Djoko Tjandra, Irjen Pol Napoleon Bonaparte menjalani sidang lanjutan di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Senin (15/2/2021). Mantan Kepala Divisi Hubungan Internasional Polri itu dituntut Jaksa Penuntut Umum (JPU) tiga tahun penjara ditambah denda Rp100 juta subsider enam bulan kurungan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Irjen Napoleon Bonaparte mengajukan nota pembelaan atau pledoi setelah jaksa penuntut umum (JPU) menntutnya tiga tahun penjara. JPU meyakini mantan kadiv Hubinter Polri itu menerima suap dari terpidana perkara korupsi cessie Bank Bali Djoko Tjandra. 

Menanggapi tuntutan tersebut, Irjen Napoleon Bonaparte secara tegas menyatakan akan mengajukan nota pembelaan atau pledoi. Nota pembelaan Napoleon akan dibacakan pada persidangan Senin (22/2) pekan depan. "Ya, akan mengajukan pembelaan," ujar Napoleon Bonaparte di ruang sidang Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat, Senin (15/2). 

Hal senada juga diungkapkan oleh Kuasa Hukum Irjen Napoleon Bonaparte, Santrawan T Paparang. Pihak kuasa hukum secara terpisah juga akan mengajukan nota pembelaan untuk Napoleon Bonaparte.

"Terima kasih Yang Mulia, kami mengajukan pembelaan baik terdakwa maupun tim penasihat hukum. Mohon izin waktu satu pekan Yang Mulia," ujar Santrawan.