Rabu 17 Feb 2021 02:55 WIB

Festival Musik Salihara Jazz Buzz 2021 Digelar Virtual

Festival jaz tahunan besutan Komunitas Salihara Arts Center akan digelar dua pekan.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Nora Azizah
Festival jaz tahunan besutan Komunitas Salihara Arts Center akan digelar dua pekan (Foto: ilustrasi)
Foto: pixabay
Festival jaz tahunan besutan Komunitas Salihara Arts Center akan digelar dua pekan (Foto: ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Festival jaz tahunan besutan Komunitas Salihara Arts Center, Salihara Jazz Buzz 2021, berlangsung secara virtual. Acara digelar Sabtu dan Ahad selama dua pekan, yakni pada 20, 21, 27, dan 28 Februari 2021.

Festival yang tayang di kanal Youtube Salihara itu dimulai sejak pukul 19:00 WIB. Salihara Jazz Buzz 2021 menampilkan Adra Karim, Wahono, Daniel Dyonisius, Hanhan & Qadra Shakuhachi, Ferdy & Friends, Jason Mountario ,dan Rupa Baru.

Baca Juga

Tiga dari deretan penampil itu adalah musisi yang terpilih dari program undangan terbuka Salihara Jazz Buzz 2021 yang diadakan pada 2020. Ini pertama kalinya Jazz Buzz mengadakan open call untuk membuka ruang partisipasi.

Musisi terpilih itu adalah trio Daniel Dyonisius, Hanhan, dan Qadra Shakuhachi; Ferdy & Friends; juga Jason Mountario dan Rupa Baru. Kehadiran mereka dalam Salihara Jazz Buzz 2021 diharapkan membawa warna baru dalam festival.

Sejak Komunitas Salihara Arts Center berdiri pada 2008, Salihara Jazz Buzz menjadi salah satu acara yang paling diminati penonton. Deretan musisi ternama pernah tampil seperti Dewa Budjana, Indra Lesmana, dan Tohpati.

"Walaupun sampai saat ini situasi belum memungkinkan bagi kami untuk membuka ruang pertunjukan, Salihara Jazz Buzz tetap menemani Anda Februari 2021 dengan tema, konsep, dan penampil segar," demikian bunyi pernyataan resmi Komunitas Salihara.

Tema "Joyous Metamorphosis" yang tahun ini diusung menawarkan gagasan dalam situasi pandemi yang sudah dan sedang mengubah perilaku dan gaya hidup masyarakat. Terutama, ketika menonton seni pertunjukan melalui ruang virtual.

Perubahan demikian baiknya ditanggapi dengan sikap terbuka dan gembira, alih-alih pesimis atau menutup diri. Metamorfosis adalah kenyataan yang harus diterima dalam menghadapi dunia serta kehidupan yang tidak lagi sama seperti sebelumnya.

"Selain bermetamorfosis, bisa juga mengadaptasi sifat musik jaz yang mengeksplorasi genre musik lain, selalu mencari pembaruan, sekaligus gairah untuk mengolah presentasi dengan cara baru dalam hal ini, digital," kata pernyataan Salihara, dikutip republika.co.id, Selasa (16/2).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement