Selasa 16 Feb 2021 23:28 WIB

Wapres: Bangun Semangat Mengkritik tanpa Menyakiti

Wapres berharap penyampaian kritik dilakukan secara sopan.

Wakil Presiden RI KH Maruf Amin.
Foto: Edwin Dwi Putranto/Republika
Wakil Presiden RI KH Maruf Amin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  -- Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengajak seluruh lapisan masyarakat agar membangun semangat kebangsaan dan persaudaraan.  Di antaraya dengan cara menyampaikan kritik tanpa harus menyakiti dan tidak membuat orang lain menjadi marah.

"Kita harus membangun kembali semangat kebangsaan dan persaudaraan kita, sehingga pergaulan kita di dalam masyarakat itu bagaimana kita menyampaikan sesuatu tanpa harus menyakiti orang, tanpa harus membuat orang menjadi marah; (sampaikan kritik) dengan cara yang sopanlah," kata Wapres Ma’ruf Amin di Jakarta, dalam wawancara dengan stasiun televisi swasta, Selasa malam.

Baca Juga

Wapres juga mendorong seluruh masyarakat untuk pentingnya menjaga pergaulan yang sehat antarsesama warga, sehingga kerukunan bangsa dapat terjaga dan menjadi semakin kuat. Untuk menjaga hal tersebut, Wapres mengemukakan empat bingkai kerukunan bangsa untuk menciptakan kehidupan berbangsa dan bernegara yang harmonis sebagai negara majemuk. Keempat bingkai kerukunan itu ialah bingkai politis, bingkai yuridis, bingkai teologis dan bingkai sosiologis.

"Pertama itu bingkai politis. Bingkai politis itu empat pilar itu, kesepakatan itu harus dijaga, yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI dan juga Bhinneka Tunggal Ika. Jadi bukan hanya dalam tatanan kesepakatan politik, tapi juga dalam tataran implementasinya," jelas Wapres.

Sementara terkait bingkai yuridis, Wapres mengatakan harus ada penguatan regulasi tentang penataan kehidupan antarumat beragama secara komprehensif dan terintegrasi. "Kita harus mematuhi aturan-aturan yang sudah ada, yang dilarang seperti apa, yang diperbolehkan seperti apa. Tata aturan itu harus kita patuhi; ini bingkai yuridis," jelasnya.

Soal bingkai teologis, Wapres mengingatkan seluruh umat beragama, khususnya para pemuka agama, untuk mengutamakan narasi kerukunan di setiap penyampaian dakwah, ceramah dan khotbah keagamaannya.

"Di dalam menyampaikan dakwahnya, menyampaikan misi pesan agamanya, itu harus menggunakan narasi-narasi kerukunan, narasi persaudaraan; jangan narasi kebencian, permusuhan dan narasi konflik. Kalau itu disampaikan, saya kira tidak akan terjadi (perpecahan, red.)," jelasnya.

Terakhir, lanjut Wapres, ialah bingkai sosiologis yakni dengan memperkuat berbagai kearifan lokal di setiap daerah dalam upaya menjaga kerukunan antarmasyarakat. "Kalau empat bingkai itu bisa kita kuatkan, Insya Allah, kebencian dan cara-cara yang mengakibatkan konflik itu bisa dihindari, tanpa kehilangan urgensi kita bersikap kritis," ujarnya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement