REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Dadan Kusdiana, menjelaskan, Kementerian ESDM mencanangkan program PLTS terapung. Dalam RUPTL (Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik) sekarang, program tersebut sedang disusun dan akan memasukkan semua waduk di Jawa.
Salah satu PLTS yang sedang dibangun adalah PLTS Terapung Cirata di Jawa Barat. "Angkanya cukup baik dari sisi harga sudah bisa masuk di bawah BPP (Biaya Pokok Penyediaan Listrik) pembangkitan Jawa," ujar Dadan, Rabu (17/2).
Menurut Dadan, pengembangan PLTS ini akan jauh lebih baik apabila dikombinasikan dengan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Hampir semua PLTA digunakan sebagai peaker.
Dengan begitu, fungsinya hanya digunakan saat beban puncak dan tidak dapat digunakan selama 24 jam karena ketersediaannya semakin terbatas. "Umumnya dipakai sore hari. Siang hari, logisnya, PLTA digantikan dengan PLTS, jadi ini PLTA dan PLTS ini saling mengisi," kata Dadan menjelaskan.
Melalui pemanfaatan PLTS, pemerintah berharap dapat meningkatkan ketahanan dan kemandirian energi dengan berpijak kepada energi bersih. "Pada saatnya, kita bisa meningkatkan daya saing dari sisi kegiatan ekonomi," kata Dadan.
Pemanfaatan PLTS juga bisa menjadi solusi dalam mengejar rasio elektrifikasi melalui konversi PLT Diesel ke PLT EBT. "Barangkali di Jawa Tengah, rasio elektrifikasi di Jawa Tengah sudah sangat bagus, tapi kalau lihat ke bagian Indonesia Timur menjadi fokus utama," kata Dadan.