Kamis 18 Feb 2021 15:18 WIB

AHY: Presiden tidak Tahu, Ini Hanya Akal-akalan

AHY memastikan tak ada keterlibatan Presiden Jokowi terkait upaya kudeta di Demokrat.

Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) berjalan saat akan memberikan keterangan pers di kantor DPP Partai Demokrat , Jakarta, Senin (1/2/2021). AHY menyampaikan adanya upaya pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat secara paksa, di mana gerakan itu melibatkan pejabat penting pemerintahan, yang secara fungsional berada di dalam lingkaran kekuasaan terdekat dengan Presiden Joko Widodo.
Foto: ANTARA/Muhammad Adimaja
Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) berjalan saat akan memberikan keterangan pers di kantor DPP Partai Demokrat , Jakarta, Senin (1/2/2021). AHY menyampaikan adanya upaya pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat secara paksa, di mana gerakan itu melibatkan pejabat penting pemerintahan, yang secara fungsional berada di dalam lingkaran kekuasaan terdekat dengan Presiden Joko Widodo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) memastikan tidak ada keterlibatan Presiden Jokowi terkait upaya kudeta di Partai Demokrat. Menurut AHY, mereka hanya membawa-bawa nama Jokowi sebagai akal-akalan kelompok gerakan pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat (GPK-PD).

"Terhadap hal itu, saya sudah mendapatkan sinyal bahwa Presiden tidak tahu menahu tentang keterlibatan salah satu bawahannya itu. Ini hanya akal-akalan kelompok GPK-PD untuk menakut-nakuti para kader," ujar AHY dalam siaran pers Partai Demokrat yang diterima di Jakarta, Kamis (18/2).

AHY juga menduga perbuatan membawa-bawa nama Presiden Jokowi itu dilakukan untuk memecah belah hubungan yang terjalin antara Jokowi dengan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Sebab, menurut AHY, selama ini SBY memiliki hubungan yang cukup baik dengan Presiden Jokowi.

AHY mengatakan, GPK-PD memiliki pola kuno untuk menjadikan seseorang menjadi ketua umum Partai Demokrat yaitu melalui KLB. Ia menyebut, gerakan itu mula-mula berupaya mempengaruhi para pemilik suara sah Partai Demokrat. "Karena tidak berhasil, mereka mencoba mempengaruhi pengurus DPD dan DPC, tapi tidak berhasil juga," katanya.

Kemudian, lanjut AHY, mereka mencoba mempengaruhi mantan pengurus yang kecewa, mengeklaim bahwa itu merepresentasikan pemilik suara, dan mengeklaim telah berhasil mengumpulkan suara sekian puluh bahkan sekian ratus suara. AHY menegaskan bahwa klaim itu tidak benar. 

Dia mengatakan, GPK-PD melakukan itu supaya bisa menggelar KLB karena faktor internal. Padahal itu muncul karena persoalan eksternal. "Persoalannya adalah eksternal yaitu kelompok ini sangat menginginkan seseorang menjadi calon presiden 2024 dengan jalan menjadi ketua umum PD melalui KLB," kata AHY.

AHY menyadari jika setiap organisasi memiliki persoalan, dan setiap persoalan itu masih bisa ditanganinya sampai hari ini dengan menemukan solusinya melalui dialog. "Saya sejak hari ini sudah keliling kembali ke DPC-DPC di daerah-daerah untuk memastikan persoalan-persoalan antara hubungan DPP-DPD-DPC berjalan dengan baik. Saya paham, seringkali DPC kangen untuk bertemu ketumnya dan menyampaikan persoalannya secara langsung," kata AHY.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement