Sabtu 20 Feb 2021 17:01 WIB

Benarkah Nabi SAW Perintah Bunuh Non-Muslim Sampai Beriman?

Terdapat hadits disalahpahami tentang membunuh non-Muslim

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Nashih Nashrullah
Terdapat hadits disalahpahami tentang membunuh non-Muslim. Rasulullah SAW (ilustrasi)
Foto: Republika/Kurnia Fakhrini
Terdapat hadits disalahpahami tentang membunuh non-Muslim. Rasulullah SAW (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ada sejumlah hadits yang disalahpahami sejumlah orang. Salah satunya hadits tentang memerangi non-Muslim sampai mereka memeluk Islam. Rasulullah SAW bersabda:

أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَشْهَدُوا أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ وَيُقِيمُوا الصَّلاَةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ فَإِذَا فَعَلُوا ذَلِكَ عَصَمُوا مِنِّي دِمَاءَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ إِلاَّ بِحَقِّ الإِسْلاَمِ وَحِسَابُهُمْ عَلَى اللهِ

Baca Juga

“Aku diperintahkan memerangi manusia sampai mereka bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah Rasul Allah, melaksanakan shalat (secara bersinambung) dan menunaikan zakat. Kalau mereka melakukan itu maka telah terpelihara bagi mereka darah dan harta mereka kecuali menyangkut hal Islam, lalu perhitungan atas mereka (menyangkut amal-amal mereka) dilakukan Allah SWT.” (HR Bukhari, Muslim, dan lain-lain).

Jika membaca sekilas hadits tersebut akan membawa seseorang dapat mengatakan Nabi ditugaskan Allah SWT untuk memerangi seluruh manusia sampai mereka memeluk Islam.

Namun, makna tersebut bertentangan dengan beberapa ayat Alquran yang memberikan kebebasan pada setiap orang untuk menganut dan mengamalkan agamanya. Misal, dalam surat al-Baqarah ayat 256:

لَآ اِكْرَاهَ فِى الدِّيْنِۗ قَدْ تَّبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ ۚ فَمَنْ يَّكْفُرْ بِالطَّاغُوْتِ وَيُؤْمِنْۢ بِاللّٰهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقٰى لَا انْفِصَامَ لَهَا ۗوَاللّٰهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ

“Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas (perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. Barang siapa ingkar kepada tagut dan beriman kepada Allah, maka sungguh, dia telah berpegang (teguh) pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus. Allah Mahamendengar, Mahamengetahui.”

Prof Quraish Shihab menjelaskan dalam bukunya "Islam yang Disalahpahami", makna memerangi non-Muslim tersebut lahir dari kesalahan memahami hadits. Kesalahan pertama menyangkut kata an-nas (manusia) yang dipahami seluruh arti manusia kapan pun dan di mana pun. Namun, tidak semua kata an-nas dimaksudkan seluruh manusia.

Selain itu, qital memang berarti peperangan yang melibatkan dua pihak. Namun, itu berbeda dengan kata qatl yang berarti membunuh. 

Hadits di atas menggunakan kata qatilu bukan uqtulu...

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement