Senin 22 Feb 2021 20:33 WIB

25 Ribu KK Jadi Korban Banjir Kabupaten Bekasi

Beberapa dusun di Kedungwaringin Bekasi bahkan masih banjir.

Rep: Uji Sukma Medianti/ Red: Indira Rezkisari
Foto udara proses perbaikan rel Kereta Api di Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Senin (22/2/2021). PT KAI membatalkan sementara perjalanan Kereta API (KA) jarak jauh dan KA lokal keberangkatan Daop 1 Jakarta karena adanya kerusakan pondasi batu pada rel karena tergerus air luapan banjir di Lemah Abang Km 55+100 sampai dengan Km 53+600.
Foto: ANTARA / Fakhri Hermansyah
Foto udara proses perbaikan rel Kereta Api di Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Senin (22/2/2021). PT KAI membatalkan sementara perjalanan Kereta API (KA) jarak jauh dan KA lokal keberangkatan Daop 1 Jakarta karena adanya kerusakan pondasi batu pada rel karena tergerus air luapan banjir di Lemah Abang Km 55+100 sampai dengan Km 53+600.

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Sebanyak 25.375 kartu keluarga (KK) di Kabupaten Bekasi terdampak banjir akibat jebolnya tanggul penahan Sungai Citarum dan meluapnya Sungai Cibeet. Korban banjir tersebut tersebar di 19 kecamatan.

Hingga Senin (22/2) sore, wilayah yang paling tinggi banjirnya ada di Kecamatan Kedungwaringin dan Pebayuran dengan tinggi banjir mencapai 2,5 meter. "Jumlah desa yang terdampak ada 69 desa/kelurahan, dengan jumlah 155 titik," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bekasi, Henri Lincoln, kepada wartawan, Senin (22/2).

Baca Juga

Pantauan Republika di lokasi, beberapa dusun di Kecamatan Kedungwaringin memang masih terendam banjir. Di antaranya Kampung Cibuntu, Desa Bojongsari, dan beberapa ruas jalan di Jalan Raya Rengas Bandung, Kabupaten Bekasi.

Banjir ini menyebabkan beberapa objek vital terdampak. Selain jalan pantura yang menghubungkan Bekasi-Karawang, rel kereta api yang ke arah Jawa tepatnya di Stasiun Kedunggedeh-Lemah Abang Km 55 +100 sampai dengan KM 53+600 juga terdampak.

Ketinggian air mencapai 1,5 meter di atas Kop Rel. Tidak hanya membuat jalur rel tergenang, namun banjir yang mengalir cukup deras juga mengakibatkan pondasi batu balas pada rel tergerus air sehingga memerlukan waktu untuk proses perbaikan prasarana jalur rel.

Selain itu, Jembatan Pacing juga ambles lantaran rangka betonnya tergerus oleh air. "Penyebab patahnya jembatan itu diperkirakan muka air banjir di bawah jembatan dari semalam sangat tinggi. Lalu yang kedua dimungkinkan juga karena antrian, karena di lokasi yang menuju ke arah jakarta KM 62 itu jalan tertutup banjir akibat dari luapan Citarum," terang dia.

Untuk penanganan sementara, pihaknya akan mencoba untuk memobilisasi jembatan darurat atau jembatan dari rangka bailey yang dikirim dari Cikampek. Pejabat Pembuat Komitmen 1.5 PJN Wilayah I Jawa Barat, Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR Andy Suryanto, menuturkan, pihak BBPJN DKI-Jabar melakukan koordinasi dengan Satlantas Metro Bekasi untuk pengalihan kendaraan berat dikarenakan ruas tersebut hanya bisa dilalui kendaraan kecil maksimal mini bus.

"Target penyelesaian jembatan bailey (jembatan darurat) tiga hari," kata Andy.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement