Selasa 23 Feb 2021 11:57 WIB

Ekonomi Korsel Peringkat Ketiga Dunia Selama Pandemi

Korea Selatan mengalami kontraksi 1 persen pada tahun lalu.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Friska Yolandha
 Sebuah jalan perbelanjaan luar ruangan tetap kosong di tengah kekhawatiran virus corona di Seoul, Korea Selatan, Senin, 7 Desember 2020.
Foto: AP/Ahn Young-joon
Sebuah jalan perbelanjaan luar ruangan tetap kosong di tengah kekhawatiran virus corona di Seoul, Korea Selatan, Senin, 7 Desember 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Hampir seluruh negara mengalami kontraksi ekonomi pada 2020. Namun, Korea Selatan mencatat pertumbuhan ekonominya peringkat ketiga di antara negara-negara ekonomi utama di seluruh dunia pada 2020, meskipun terjadi kontraksi dalam setahun karena pandemi virus corona. 

Ekonomi terbesar keempat di Asia ini mengalami kontraksi 1 persen tahun lalu dari tahun sebelumnya. Tetapi Korsel mencatat kinerja terbaik ketiga di antara 15 negara besar, menurut data dari Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD), dilansir di The Korea Herald, Selasa (23/2).

China yang merupakan ekonomi nomor 2 dunia adalah pemain teratas dengan ekspansi 2,3 persen per tahun, diikuti oleh Norwegia dengan kontraksi 0,8 persen. Korea Selatan diikuti oleh Indonesia dengan minus 2,1 persen, Swedia minus 2,8 persen, Amerika Serikat minus 3,5 persen, Jepang minus 4,8 persen, Jerman minus 5 persen, dan Prancis 8,2 persen. Ekonomi Inggris menyusut 9,9 persen pada tahun 2020, dengan ekonomi Spanyol menyusut 11 persen.

Kinerja solid Korea Selatan didukung oleh rebound dalam ekspor, mesin pertumbuhan utamanya, dan lebih banyak pengeluaran pemerintah untuk mengatasi dampak dari wabah virus corona. Tertekan pandemi, ekspor Korea Selatan jatuh lebih dari 20 persen pada April dan Mei sebelum tumbuh 4,1 persen dan 12,6 persen masing-masing pada November dan Desember, berkat meningkatnya permintaan luar negeri untuk chip dan produk utama lainnya.

Sebagai bagian dari upaya melindungi ekonomi dari dampak Covid-19, pemerintah mengeluarkan serangkaian anggaran tambahan. Kontribusi pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi negara adalah 1 poin persentase, dibandingkan dengan minus 2 poin persentase untuk sektor swasta.

Pada Desember tahun lalu, OECD memperkirakan ekonomi Korea Selatan akan tumbuh 2,8 persen pada 2021 dari tahun sebelumnya, tertinggi ke-29 di antara 50 negara besar di dunia.

China diproyeksikan mencatat tingkat pertumbuhan tertinggi sebesar 8 persen, dengan Prancis dan Spanyol diperkirakan akan tumbuh masing-masing 6 persen dan 5 persen, berkat apa yang disebut efek dasar.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement