Rabu 24 Feb 2021 14:35 WIB

BPPT: Realisasi TKDN Pembangkit Listrik di Bawah Target

Perlu kerja sama semua pihak untuk bisa meningkatkan TKDN di dalam negeri.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
Pembangkit listrik, ilustrasi
Foto: Antara
Pembangkit listrik, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- BPPT mencatat realisasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) untuk sektor kelistrikan memang masih di bawah target. Khususnya untuk pembangkit listrik realisasi TKDNnya bahkan masih di bawah 30 persen.

Direktur Pusat Pengkajian Industri Manufaktur, Informatika dan Elektronika BPPT Andhika Prastawa menjelaskan realisasi TKDN di pembangkit memang masih rendah. Hal ini karena juga industri dalam negeri belum mampu memasok kebutuhan PLN dalam hal komponen pembangkit.

Baca Juga

"TKDN pembangkit kan masih rendah supaya ini bisa menjadi perhatian utama. Realisasinya untuk pembangkit masih di bawah 30 persen. Hal ini karena seperti Broiler atau Turbin dengan kapasitas besar masih belum bisa diproduksi dalam negeri," ujar Andhika dalam Webinar TKDN PLN, Rabu (24/2).

Andhika menjelaskan memang dalam negeri industri turbin dan broiler sudah ada meski memang angkanya baru 17 persen dari total keseluruhan pabrikasi kelistrikan. Namun, di satu sisi produksi dalam negeri juga baru bisa memproduksi broiler dan turbin dengan kapasitas pembangkit yang kecil.

"Sebenarnya ada yang di dalam negeri tapi kapasitasnya untuk memenuhi pembangkit yang di bawah 100 MW. Padahal proyek PLN banyak yang diatas itu," ujar Andhika.

Andhika mengatakan perlu kerja sama semua pihak untuk bisa meningkatkan TKDN di dalam negeri. Untuk bisa mendorong pertumbuhan industri dalam negeri juga perlu regulasi yang mendukung pertumbuhan industri ini.

"Harapannya ini bisa ditingkatkan dengan aturan pemerintah, rata rata diatas 40 persen. Kalau pembangkitan bisa 40 persen, maka rata rata TKDN PLN bisa diatas 40 persen," ujar Andhika.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement