REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Setelah menyelesaikan perjanjian Hudaibiyah, Nabi Muhammad SAW memerintahkan untuk bersiap melakukan perjalanan ke Khaibar, yang berjarak 180 KM dari Madinah.
Di sanalah benteng terakhir orang Yahudi dan tempat bercokolnya perlawanan terhadap umat Islam.
Pada Muharram tahun ke-7 Hijriyah, tentara Islam, yang dipimpin Nabi SAW bergerak ke Khaibar dengan semangat iman yang tinggi terlepas dari pengetahuan mereka tentang kekuatan benteng dan amunisi perangnya.
Dalam hadits Bukhari dari Anas bin Malik, disebutkan bahwa Nabi SAW pergi ke Khaibar dan tiba di sana pada malam hari. Kemudian umat Muslim mulai membuka benteng Khaibar satu per satu, dan kaum Muslim menghadapi perlawanan yang hebat dan kesulitan besar ketika membuka beberapa benteng ini.
Ada satu benteng yang untuk membukanya dibutuhkan waktu sepuluh hari sampai akhirnya terbuka. Pertempuran Khaibar menyaksikan banyak peristiwa, bukti dan mukjizat Allah SWT. Termasuk kabar kematian dan kesyahidan Amir bin Al-Akwa.
خرجنا مع النبي صلى الله عليه وسلم إلى خيبر، فسرنا ليلاً، فقال رجل من القوم لعامر: يا عامر! ألا تسمعنا من هنيهاتك، وكان عامر رجلاً شاعراً، فنزل يحدو بالقوم، يقول:
اللهم لولا أنت ما اهتدينا ولا تصدقنا ولا صلينا
فاغفر فداء لك ما اتقينا وثبت الأقدام إن لاقينا
وألقين سكينة علينا إنا إذا صيح بنا أبينا
فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: (من هذا السائق؟) قالوا: عامر بن الأكوع، قال: (يرحمه الله)
Dari Salamah bin al-Akwa, dia berkata, "Kami berangkat ke Khaibar pada malam hari bersama Rasulullah SAW, lalu seorang laki-laki dari rombongan berkata kepada Amir bin al-Akwa, "Maukah kamu dendangkan kepada kami sedikit saja dari suara merdumu?
Salamah berkata, "Amir adalah seorang penyair," lalu dia (Amir) turun dan mendekat kepada rombongan seraya bersenandung, "Ya Allah, jika bukan karenamu (Muhammad) kami takkan menerima petunjuk, takkan bersedekah dan takkan mendirikan sholat. Ampuni dia, aku sebagai tebusanmu selama kami mengikutimu. Teguhkan kaki jika kami berjumpa musuh. Limpahkan ketenteraman kepada kami. Jika ditabuh genderang perang kami pun datang. Dengan seruan perang, musuh berteriak minta tolong."
Lantas Rasulullah SAW bertanya, "Siapa yang bersenandung itu?" Mereka menjawab, "Amir bin al-Akwa." Rasulullah SAW bersabda, "Semoga Alloh melimpahkan rahmat kepadanya." (HR Bukhari)
Sumber: islamweb