Jumat 26 Feb 2021 13:11 WIB

Studi: Mesin Cuci tak Hilangkan Virus Covid-19 di Baju Nakes

Virus Covid-19 memiliki kemampuan bertahan lama di beberapa jenis pakaian.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Nora Azizah
Virus Covid-19 memiliki kemampuan bertahan lama di beberapa jenis pakaian (Foto: ilustrasi tenaga kesehatan)
Foto: AP Photo / Ng Han Guan
Virus Covid-19 memiliki kemampuan bertahan lama di beberapa jenis pakaian (Foto: ilustrasi tenaga kesehatan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Virus penyebab Covid-19 SARS-CoV-2 memiliki kemampuan untuk bertahan cukup lama pada beberapa jenis bahan pakaian. Proses pencucian baju biasa yang menggunakan suhu tinggi dinilai tak dapat menghilangkan virus dari seragam nakes yang terkontaminasi.

Hal ini diungkapkan dalam sebuah studi dari peneliti De Montfort University (DMU) di Leicester. Studi ini meneliti bagaimana reaksi virus corona tersebut terhadap bahan kain yang biasa digunakan untuk seragam tenaga kesehatan.

Baca Juga

"Ketika pandemi baru terjadi hanya ada sedikit yang diketahui mengenai berapa lama virus corona bisa bertahan pada kain," jelas Kepala Infectious Disease Research Group di DMU Dr Katie Laird, seperti dilansir Cosmopolitan, Jumat (26/2).

Ada tiga jenis kain yang paling sering digunakan untuk membuat seragam tenaga kesehatan. Ketiga jenis kain tersebut adalah polyester, polycotton, dan 100 persen katun.

"Temuan kami menunjukkan bahwa tiga jenis kain yang paling umum digunakan di layanan kesehatan memiliki risiko transmisi virus tersebut," ujar Dr Laird.

Baca juga : Dokter: Sebagian Besar Pasien Covid-19 Pulih dari Anosmia

Menurut studi ini, SARS-CoV-2 bisa bertahan paling lama pada jenis kain polyester. Di jenis kain ini, virus tersebut bisa bertahan hingga tiga hari.

Sebaliknya, virus tersebut diketahui hanya bisa bertahan paling lama enam jam pada jenis kain polycotton. Sedangkan pada bahan 100 persen katun, SARS-CoV-2 dapat bertahan selama 24 jam.

Tim peneliti menambahkan, virus-virus yang menempel pada ketiga jenis kain pakaian ini bisa menyebar ke permukaan benda lain. Oleh karena itu, penting bagi para tenaga kesehatan untuk mencuci dan membersihkan seragam mereka sesuai dengan standar rumah sakit.

Bila perawat dan tenaga kesehatan lain pulang ke rumah dengan tetap menggunakan seragam mereka, ada kemungkinan mereka akan meninggalkan jejak-jejak virus corona di permukaan benda-benda lain yang ada di rumah.

"Setelah kami menentukan tingkat ketahanan virus corona pada tiap jenis kain, kami mengalihkan perhatian untuk mengetahui cara mencuci paling dapat diandalkan untuk menghilangkan virus (dari kain)," pungkas Dr Laird.

Baca juga : Berbagai Reaksi Tubuh Setelah Divaksinasi

Mencuci seragam tenaga kesehatan dengan mesin cuci rumahan tidak akan menghilangkan virus, meski proses tersebut menggunakan suhu yang tinggi. Dr Laird mengatakan metode tersebut tidak menghilangkan risiko bahwa baju yang sudah terkontaminasi bisa meninggalkan jejak virus corona pada benda lain di rumah atau kendaraan yang digunakan.

"Penelitian ini menguatkan rekomendasi saya bahwa semua seragam tenaga kesehatan perlu dicuci di rumah sakit atau di laundry industri," ungkap Dr Laird.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement