REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Lebih dari 20 ribu jamaah menunaikan shalat Jumat pada 26 Februari lalu di Masjid Al-Aqsa. Meski demikian, penjagaan ketat oleh otoritas pendudukan Israel terlihat di sepanjang gerbang hingga pintu masuk area wilayah Kota Tua di Al-Quds, Yerusalem, di mana rumah ibadah umat Islam ini berada.
Dalam khutbah yang diberikan Sheikh Yusef Abu Sneina, peringatan tentang eskalasi tindakan IOA terhadap Al-Quds hingga masjid Al-Aqsa disebutkan. Dilansir Abna, Departemen Wakaf Islam di Yerusalem menegaskan akan terus mengerahkan penjaga dan sukarelawan di pintu masjid dan halaman untuk membimbing jamaah guna menerapkan protokol kesehatan di tengah pandemi virus corona jenis baru (Covid-19).
Dalam sebuah pernyataan, Departemen Wakaf Islam mengatakan jamaah Muslim di lingkungan Masjid Al-Aqsa harus menjaga jarak dan memakai masker selama melaksanakan ibadah sholat. Protokol kesehatan lainnya berupa menjaga kebersihan tangan dan menghindari adanya kerumunan.
Middle East Monitor melaporkan, pihak berwenang Israel sempat memblokir akses masuk bagi jamaah Palestina ke Masjid Al-Aqsa. Barikade militer terlihat telah dikerahkan dari sepanjang area pintu masuk Kota Tua, kompleks rumah ibadah umat Muslim ini berada.
Pihak berwenang Israel nampak mencegah warga Palestina dari yang berada di wilayah Tepi Barat yang diduduki memasuki Kota Tua. Pasukan militer menghentikan jamaah Palestina dan memeriksa kartu identitas mereka. Hal ini memungkinkan sangat sedikit orang masuk ke Kota Tua dan mencapai Masjid Al-Aqsa.
Baru-baru ini, warga di wilayah pendudukan Israel telah mulai diizinkan masuk ke Masjid Al-Aqsa dari semua gerbangnya. Sebelumnya, mereka hanya dapat masuk melalui Gerbang Al-Magharbeh.