REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) merupakan peluang bisnis yang harus dimanfaatkan oleh produsen dalam negeri. Pemerintah pun telah mengeluarkan regulasi terkait infrastruktur pengisian listrik untuk Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) yang memberikan kemudahan pada investasi SPKLU.
"Pemerintah memberikan dukungan bagi para pelaku usaha untuk memproduksi infrastruktur pengisian kendaraan listrik umum ini," ujar Direktur Pembinaan Pengusahaan Ketenagalistrikan Ida Nuryatin Finahari saat meninjau pabrik perakitan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) milik PT Bambang Djaja, Senin (1/3).
Ida menyampaikan melalui Peraturan Menteri (Permen) Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 13 Tahun 2020 tentang Penyediaan Infrastuktur Pengisian Listrik untuk Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai, pemerintah mengatur standard dan safety, skema bisnis/mekanisme bisnis, dan tarif SPKLU.
Ida menyarankan agar PT Bambang Djaja segera mengurus perizinan terkait penyediaan SPKLU tersebut. "Bambang Djaja dapat segera mengurus perizinan-perizinan yang diperlukan terkait penyediaan SPKLU ini," ujar Ida.
Direktur PT Bambang Djaja, Daud Prasetio menyampaikan kesiapan perusahaan dalam memproduksi peralatan SPKLU yang nantinya akan dipasang di berbagai lokasi di Indonesia. Peralatan SPKLU produksi PT Bambang Djaja telah memiliki 3 tipe soket pengisian ulang, yaitu Type-2 untuk pengisian Arus Bolak Balik, CHAdeMO untuk pengisian Arus Searah, dan CCS2 untuk pengisian kombinasi Arus Searah dan Arus Bolak Balik. Peralatan SPKLU produksi PT Bambang Djaja saat ini telah siap dipasarkan.
"Kami juga meminta dukungan kepada Pemerintah dalam percepatan penyediaan infrastruktur KBL BB, diantaranya dengan mendorong peningkatan ketersediaan bahan baku silicon steel dan peralatan penunjang produksi SPKLU," ujar Daud.
Seperti diketahui, PT Bambang Djaja, lebih dikenal sebagai B&D Transformer, adalah produsen Power, Distribution, and Instrument Transformer di Indonesia. Didirikan pada tahun 1985 di Surabaya, Indonesia, perusahaan terus unggul dan melengkapi dirinya dengan teknologi terbaru, permesinan, dan profesional berkualifikasi tinggi untuk melayani permintaan transformator yang terus meningkat baik di Indonesia maupun global.
Pada tahun 2016, PT Bambang Djaja telah berhasil menjadi perusahaan 'murni Indonesia' dengan kepemilikan saham 100 persen dalam negeri pertama yang pernah memproduksi Trafo Daya dengan tegangan 150 kV. Perusahaan berencana untuk terus tumbuh lebih lanjut, dengan rencana peningkatan trafo daya hingga tegangan 500 kV dan juga berpartisipasi sebagai produsen peralatan SPKLU di dalam negeri.