Senin 01 Mar 2021 16:16 WIB

Iran Ogah Diskusi Nuklir dengan AS dan Eropa

Iran bersikeras AS harus terlebih dahulu mencabut semua sanksi sepihak.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Ani Nursalikah
Iran Ogah Diskusi Nuklir dengan AS dan Eropa. Dalam foto file ini dirilis 16 Januari 2021, oleh Pengawal Revolusi Iran, sebuah rudal diluncurkan dalam sebuah latihan di Iran. Upaya awal pemerintahan Biden untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran 2015 mendapat tanggapan awal yang dingin dari Teheran. Meskipun hanya sedikit yang mengharapkan terobosan di bulan pertama pemerintahan baru, garis keras Iran menunjukkan jalan yang sulit di depan.
Foto: AP/Iranian Revolutionary Guard/Sepa
Iran Ogah Diskusi Nuklir dengan AS dan Eropa. Dalam foto file ini dirilis 16 Januari 2021, oleh Pengawal Revolusi Iran, sebuah rudal diluncurkan dalam sebuah latihan di Iran. Upaya awal pemerintahan Biden untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran 2015 mendapat tanggapan awal yang dingin dari Teheran. Meskipun hanya sedikit yang mengharapkan terobosan di bulan pertama pemerintahan baru, garis keras Iran menunjukkan jalan yang sulit di depan.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Pemerintah Iran menyebut telah mengesampingkan pertemuan dengan Amerika Serikat dan negara-negara Eropa untuk membahas kesepakatan nuklir 2015. Iran bersikeras Amerika harus terlebih dahulu mencabut semua sanksi sepihaknya.

"Mempertimbangkan tindakan dan pernyataan baru-baru ini oleh Amerika Serikat dan tiga kekuatan Eropa, Iran tidak menganggap ini sebagai waktu untuk mengadakan pertemuan informal dengan negara-negara ini," kata Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh, dilansir di Aljazirah, Ahad (28/2).

Baca Juga

AS dalam pernyataannya mengatakan kecewa, tetapi tetap siap terlibat kembali dalam diplomasi untuk mematuhi komitmen kesepakatan nuklir Iran atau Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) JCPOA. Para pejabat Iran mengatakan sedang mempelajari proposal dari Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell untuk mengadakan pertemuan informal dengan pihak lain dalam pakta nuklir dan AS.

Sebelumnya, perjanjian yang ditandatangani di Wina pada 2015 itu mengharuskan Iran membatasi program nuklirnya dengan imbalan pelonggaran sanksi internasional secara bertahap. Tetapi, sejak AS secara sepihak menarik diri dari perjanjian, Iran telah meningkatkan pekerjaan nuklirnya dengan melanggar JCPOA.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement