REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in menegaskan negaranya siap duduk bareng berbicara dengan Jepang untuk memperkuat kerja sama terlepas perselisihan di masa lalu. Kerja sama juga diharapkan membantu kemitraan trilateral dengan Amerika Serikat (AS).
"Pemerintah Korsel selalu siap duduk bersama dan berbicara dengan pemerintah Jepang, saya yakin bila kami menyatukan kepala dalam semangat untuk saling memahami perspektif masing-masing, kami juga akan dapat dengan bijak menyelesaikan masalah-masalah di masa lalu," kata Moon dalam pidatonya seperti dikutip kantor berita Korsel, Yonhap, Senin (1/3).
Pidato yang disiarkan televisi itu dalam rangka hari Gerakan Kemerdekaan 1 Maret. Moon menyingung ketegangan diplomatik Korsel-Jepang. Hubungan dua negara bertetangga itu memburuk beberapa tahun terakhir. Luka sejarah pada Perang Dunia II seperti perbudakan perempuan dan kerja paksa di Korea salah satu pemicunya.
Moon kembali menegaskan komitmen Seoul untuk mencari solusi berdasarkan 'pendekatan yang berpusat pada korban'. Ia juga berjanji pemerintahannya akan 'melakukan segala sesuatu yang mungkin dapat dilakukan untuk memperbaiki kehormatan dan martabat para korban'.
"Namun upaya kerja sama Korsel-Jepang dan pembangunan untuk masa mendatang juga tidak akan berhenti," katanya dalam perayaan 102 tahun perlawanan kolonialisme Jepang pada tahun 1919.
Perayaan tahun ini digelar di Taman Tapgol, taman modern pertama yang dibangun di Seoul. Taman itu dianggap sebagai kelahiran perjuangan melawan penjajahan Jepang dan tempat Proklamasi Kemerdekaan dibacakan.
Moon mengatakan kerja sama Seoul-Tokyo tidak hanya akan menguntungkan kedua negara. Tapi juga demi kemakmuran bersama Asia Timur dan kemitraan trilateral dengan AS.
Tawaran duduk bersama ini disampaikan saat pemerintahan Presiden AS Joe Biden menyerukan kerja sama tiga arah. Moon meminta Seoul dan Tokyo untuk memisahkan perbedaan mengenai sejarah dengan upaya berorientasi masa depan. Terutama persiapan pascapandemi virus korona.
"Satu-satunya rintangan yang kami miliki adalah untuk mengatasi, terkadang, isu-isu masa lalu tidak dapat dipisahkan dari masa depan tapi saling berkelindan satu sama lain, ini menghambat pembangunan masa depan, kami harus belajar dengan menghadapi masa depan secara langsung," katanya.
Moon juga berjanji untuk melanjutkan upaya denuklirisasi Semenanjung Korea. Serta mempertahankan tiga prinsip dasar yakni tidak menoleransi perang, menjamin keamanan masing-masing, dan kemakmuran bersama.
Ia berharap Korea Utara (Korut) mulai bekerja sama dengan negara-negara lain yang berpartisipasi dalam 'Inisiatif Kerja Sama Asia Timur Laut untuk Kesehatan Publik dan Pengendalian Penyakit Menular'. Cina, Rusia dan Mongolia sudah bergabung dalam inisiatif tersebut.
"Ini akan menjadi pendorong untuk menciptakan terobosan yang menguntungkan semua pihak dan perdamaian di Semenanjung Korea dan Asia Timur," kata Moon.