REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bursa Efek Indonesia (BEI) melihat investor pasar modal lebih optimistis dalam menghadapi tahun ini. Hal tersebut tercermin dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mulai rebound sejak akhir tahun lalu hingga memasuki 2021.
"Pada 2021, pelaku pasar lebih optimistis karena tahun ini diyakini menjadi tahun pemulihan," kata Direktur Utama BEI, Inarno Djajadi, Rabu (3/3).
Inarno mengakui, penerapan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sangat berdampak besar terhadap pergerakan pasar. Kinerja indeks sektoral cukup tertekan sepanjang tahun lalu khususnya selama periode Maret hingga Mei.
Sebaliknya, pelonggaran PSBB yang dilakukan pada periode Juni hingga September membawa sentimen positif bagi IHSG. Investor optimistis pelonggaran PSBB bisa membuat pemulihan ekonomi berjalan lebih cepat.
Kinerja indeks sektoral terus mengalami perbaikan selama periode September hingga Desember 2020. Menurut Inarno, perbaikan kinerja tersebut terjadi setelah izin penggunaan vaksin untuk kondisi darurat resmi dikeluarkan. Sentimen positif lainnya datang dari global terutama terkait pilpers AS.
Inarno meyakini, tren pemulihan masih akan terus berlanjut pada tahun ini. Dalam tiga bulan terakhir, menurutnya aktivitas perdagangan mengalami peningkatan tajam. BEI mencatat, rata-rata nilai transaksi harian mencapai Rp18 triliun per hari dan merupakan yang tertinggi sejak 1992.
Demikian halnya rata-rata frekuensi perdagangan harian yang mencapai 1,6 juta transaksi per hari. Ini merupakan yang tertinggi di Asia selama 3 tahun terakhir. Peningkatan frekuensi ini diikuti dengan peningkatan volume perdagangan yang mencapai 20 miliar lembar per hari.
"Kami akan terus memberikan perhatian untuk keberlanjutan infrastruktur perdagangan sehingga kita bisa menyediakan kebutuhan transaksi perdagangan yang lebih besar bagi investor," tutur Inarno.