REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) hingga 2024 ke depan punya 14 proyek yang masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) dan tiga proyek strategis perusahaan. Untuk bisa merealisasikan proyek ini Pertamina butuh dana sebesar 92 miliar dolar AS atau sekitar Rp 1.288 triliun (kurs Rp 14.000 per dolar AS).
Direktur Keuangan Pertamina Emma Sri Martini menjelaskan dari 92 miliar dolar AS ini, dari kantong kas internal Pertamina hanya mampu mengcover 38 persen saja. Sisanya, Pertamina butuh sokongan suntikan dana dari kerja sama maupun skema investasi dan pinjaman.
"Dalam lima tahun kedepan kami butuh kira kria 92 miliar dolar AS. Namun, internal funding kami hanya mampu mencover 38 persen. Selebihnya 62 persen kami terbuka kerjasama baik dari external funding, maupun memanfaatkan fasilitas pendanaan yang ada dari INA maupun SMI," ujar Emma dalam webinar UI, Kamis (4/3).
Ia mengatakan Pertamina sangat terbuka dengan kerjasama dari pihak luar. Baik itu kerjasama secara financial maupun dari sisi teknologi.
Di sisi lain, selain mengandalkan internal funding dan partnership Pertamina juga mengambil pembiayaan seperti global bond, corporate loan dan structure project financing.
"Jadi kedepan porsi equity, partnership yang akan kita galakan. Juga untuk meningkatkan lavarage balance sheet kami dan juga teknologi partnership," ujar Emma.