REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Pemenangan Pemilu (Bapillu) Partai Demokrat Andi Arief mengatakan, ada pihak yang tengah berburu kekuasaan dengan cara tak lazim. Salah satunya lewat forum kongres luar biasa (KLB).
"Suara 7,8 persen Partai Demokrat yang sedang diburu dan akan dijual agar bisa nyapres," ujar Andi lewat akun Twitternya yang sudah dikonfirmasi, Kamis (4/3).
Klaim mantan-mantan kader Partai Demokrat seperti Jhoni Allen Marbun yang menyebut KLB dapat digelar, menurutnya salah. Pasalnya untuk menggelar forum tersebut, perlu persetujuan Majelis Tinggi Partai yang diketuai Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Konsep majelis tinggi kunci agar cara brutal pengambilalihan bisa dicegah. Majelis Tinggi jadi penjaga ideologi sekaligus continuitas partai, niat Jhoni Allen sudah kita antisipasi," ujar Andi.
Jika tak mendapatkan izin dari SBY, ia memastikan, penyelenggaraan KLB ditegaskannya ilegal. "KLB harus dapat izin ketua majelis tinggi partai dalam hal ini Pak SBY. Kalau tidak ada izin majelis tinggi, KLB adalah kerumunan ilegal," ujar Andi.
Baca juga : Moeldoko yang Disebut Andi Arief Masih Ingin Kuasai Demokrat
Sebelumnya, salah satu pendiri Partai Demokrat, Hencky Luntungan mengklaim, bahwa persiapan kongres luar biasa (KLB) sudah mencapai 80 persen. Kabarnya, pelaksanaan forum tersebut akan digelar di Bali pada Maret.
"Tinggal waktunya kita start kapan. Cuma sengaja belum diekspose karena ada hal-hal yang boleh diekspose," ujar Hencky.
Pihaknya sudah siap untuk menggelar KLB. Meski begitu, masih ada alternatif tempat gelaran KLB selain Bali, beberapa di antaranya seperi Batam dan Lombok.
KLB Demokrat, kata Hencky, terbuka bagi siapa saja yang ingin maju sebagai ketua umum. Baik dari internal partai berlambang bintang mercy itu, maupun eksternal.
"Kesiapan kita yang harus benar-benar siap oleh karena kehadiran dari sekian banyak DPC dari luar daerah. Mereka kan pemilik suara," ujar Hencky.