REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar kesehatan mendorong masyarakat untuk mempertimbangkan kembali jadwal MRI selama empat sampai enam pekan setelah menerima dosis kedua vaksin. Meskipun pembengkakan kelenjar getah bening bisa menjadi tanda kanker, dokter memperingatkan orang-orang yang baru saja menerima vaksin Covid-19 untuk tidak mengambil kesimpulan apa pun.
Pembengkakan kelenjar getah bening ini juga merupakan respons umum terhadap vaksinasi. Bulan lalu, ahli radiologi di Rumah Sakit Umum Massachusetts mencatat, meskipun pembengkakan kelenjar getah bening pada ketiak adalah respons normal terhadap vaksinasi Covid-19. Pada mamogram itu dapat disalahartikan sebagai kelenjar getah bening yang membengkak karena kanker.
Menurut The New York Times, pembengkakan kelenjar getih bening ketiak sebagai efek samping yang diakui dalam vaksin Moderna dan Pfizer-BioNTech. Ada 11,6 persen orang melaporkan pembengkakan kelenjar getah bening setelah dosis pertama vaksin Moderna, diikuti oleh 16 persen setelah dosis ke dua.
Sementara itu, kurang dari satu persen pasien yang mendapat vaksin Pfizer-BioNTech melaporkan efek samping itu. Namun, pembengkakan kelenjar getah bening ini bukanlah bagian dari efek samping dari vaksin Johnson & Johnson, yang diizinkan untuk penggunaan darurat oleh FDA selama akhir pekan ini. Untuk mencegah kebingungan atau ketakutan yang tidak perlu, ahli radiologi di Rumah Sakit Umum Massachusetts telah membuat seperangkat pedoman, yang mereka terbitkan bulan lalu.
"Kami mulai melihat lebih banyak pasien di klinik MRI payudara kami dengan pembesaran kelenjar getah bening pada mamografi, ultrasound, dan imaging resonansi magnetik. Dan, kami melihat mereka datang ke klinik kami setelah vaksinasi Covid-19 baru-baru ini," kata Direktur Pencitraan Payudara di MGH, Dr Constance Lehman, dalam sebuah pernyataan, dilansir dari People, Selasa (9/3).
"Kami berbicara dengan kolega kami di perawatan utama dan di klinik khusus kanker payudara kami, dan menyadari bahwa kami membutuhkan rencana yang jelas untuk manajemen," katanya menambahkan.
Salah satu aspek penting adalah komunikasi. Ahli radiologi menyarankan pasien harus diberi tahu melalui surat bahwa pembengkakan kelenjar getah bening biasa terjadi setelah vaksin Covid-19. Kelenjar getah bening di sisi tempat pasien menerima vaksin, memang akan tampak lebih bengkak.
Surat tersebut juga harus mengomunikasikan bahwa pasien harus mengambil tindakan jika pembengkakan berlanjut selama lebih dari enam pekan. Selain itu, selama pasien tidak memiliki masalah kesehatan lain, ahli radiologi tidak merekomendasikan MRI atau biopsi tambahan apa pun, kecuali jika kelenjar getah bening tetap membengkak selama lebih dari enam pekan.
Meskipun para ahli kesehatan menekankan, MRI yang mendesak tidak boleh ditunda karena vaksinasi, pemeriksaan yang lebih rutin dapat ditunda selama 6 pekan setelah pasien menerima dosis akhir.
"Jika memungkinkan dan jika tidak terlalu menunda perawatan, pertimbangkan untuk menjadwalkan pemeriksaan skrining sebelum dosis pertama vaksinasi Covid-19 atau 4-6 pekan setelah dosis kedua vaksinasi Covid-19," kata Society of Breast Imaging dalam daftar rekomendasinya sendiri.
Sebuah artikel baru-baru ini yang diterbitkan dalam jurnal Radiology juga mencatat, masyarakat harus memastikan bahwa mereka mendapatkan dosis kedua dalam kelompok yang sama. Saat berbicara dengan The New York Times, Dr Lehman mencatat bahwa pasien yang saat ini dirawat karena kanker di satu payudara, tidak boleh mendapatkan vaksinasi di sisi yang sama.
"Saya juga ingin pasien kanker tahu bahwa mereka bisa mendapatkan vaksin di sisi berlawanan atau bahkan di kaki untuk menghindari kebingungan," ujar Lehman menambahkan.