Jumat 12 Mar 2021 15:01 WIB

Khutbah di Masjid Malaysia Sasar Keraguan Terhadap Vaksin

Masih ada Muslim yang ragu tentang kemanjuran dan kehalalan vaksin Covid-19.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Ani Nursalikah
Khutbah di Masjid Malaysia Sasar Keraguan Terhadap Vaksin
Foto: www.freepik.com.
Khutbah di Masjid Malaysia Sasar Keraguan Terhadap Vaksin

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Rasdi Zin, seorang anggota komite di masjid negara bagian Selangor Malaysia, saat ini lebih sering melakukan khutbah tentang tata cara menjalani kehidupan saat pandemi Covid-19. Saat momen sholat Jumat, ia berceramah tentang pentingnya upaya pencegahan Covid-19.

Dilansir di The Straits Times, Jumat (12/3), dalam beberapa pekan terakhir, Zin lebih banyak menekankan tentang pentingnya vaksinasi. Ia mendorong jamaah mendaftar dan menerima vaksinasi.

Baca Juga

"Selama dua minggu terakhir, kami menerima pengetahuan yang mendalam tentang bagaimana menanggapi pandemi yang mematikan. Kami diberitahu mengambil tindakan pencegahan seperti tinggal di rumah, memakai masker dan mengambil vaksin Covid-19. Kita diingatkan untuk tidak egois atau sembrono, dan selalu saling melindungi, sebagaimana kita hidup bermasyarakat," katanya.

Khutbah ini adalah bagian dari upaya tingkat dasar oleh banyak masjid dan surau di seluruh negeri untuk mengatasi masalah vaksin di antara mayoritas populasi Muslim Melayu. Asisten Direktur Departemen Urusan Islam Selangor, Hairol Azmi Khairuddin membenarkan kegiatan khutbah saat ini ditargetkan pada vaksinasi.

"Khutbah tentang vaksin Covid-19 telah disampaikan dua kali (di Selangor) - yang pertama dibacakan kepada jamaah ketika negara itu menerima vaksin gelombang pertama (pada 20 Februari). Kami memperhatikan masalah yang memerlukan klarifikasi lebih lanjut,"  katanya. 

Baca juga : Suasana Rutan Bareskrim yang Dibuat HRS Seperti Pesantren

Rasdi mengatakan keraguannya sebagian didorong oleh keraguan tentang tingkat kemanjuran vaksin serta keyakinan beberapa Muslim bahwa vaksin itu haram atau tidak diizinkan dalam agama. “Saya bukan anti-vaksin tetapi saya ragu-ragu sebagian karena saya tidak tahu apakah boleh mengambilnya. Saya bingung. Jadi ada seseorang seperti imam, yang merupakan sosok yang dihormati dan berpengalaman dalam hukum Islam memberi nasihat tentang hal itu membantu mengatasi kekhawatiran saya dan juga memulihkan kepercayaan diri saya," katanya.

Pemerintah Malaysia memulai upayameredakan kekhawatiran ini beberapa bulan lalu, dengan Menteri Agama Zulkifli Mohamad Al-Bakri mengumumkan pada 23 Desember bahwa vaksin Covid-19 diizinkan untuk Muslim. Otoritas agama juga mengeluarkan fatwa nasional bahwa vaksin itu harus (suatu keharusan) dan wajib  untuk orang-orang yang ditunjuk oleh pemerintah.

Negara itu berharap mencapai kekebalan populasi terhadap Covid-19 pada Februari 2022. Targetnya untuk menginokulasi 80 persen dari 32 juta populasinya.

Tetapi sementara Malaysia meningkatkan portofolio vaksinnya, pendaftaran vaksin bergerak lebih lambat dari yang diharapkan.  Sejauh ini baru 3,8 juta orang yang mendaftar untuk vaksinasi, hanya 14 persen dari total target.

Pejabat agama di negara bagian Perak juga menyebut telah berupaya mendidik masyarakat dan memerangi informasi yang salah oleh kelompok antivaksin. Pekan lalu, anggota dewan eksekutif negara bagian Mohd Akmal Kamaruddin mengatakan pemerintah Perak akan bekerja sama dengan departemen agama Islam negara bagian untuk menyampaikan khutbah tentang pentingnya vaksinasi. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement