Senin 15 Mar 2021 15:02 WIB

Transformasi Al Washliyah (1)

Al Washliyah didirikan di Sumatra Utara.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Muhammad Hafil
Logo Al Washliyah
Foto: Istimewa
Logo Al Washliyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Organisasi kemasyarakatan Al Jam'iyatul Washliyah akan menggelar mukhtamar ke-XXII pada 19-21 Maret di Jakarta. Seperti apa transformasi Al Washliyah menuju satu abad. Berikut ulasan Sekretaris PB Al Washliyah, KH Masyhuril Khamis dan Mahasiswa Pascasarjana UIKA Bogor, J. Faisal sebagaimana tulisannya yang diterima Republika pada Senin (15/3).

Pada tahun 1930-an, para pemuda pendiri organisasi Al Jam’iyatul Washliyah, mungkin tidak akan pernah menyangka bahwa organisasi yang mereka dirikan pada saat itu bisa berkembang menjadi sebuah organisasi keagamaan dan kemasyarakatan yang sangat besar seperti sekarang.

Baca Juga

Para pemuda seperti Abdurrahman Syihab , Ismail Banda, Yusuf Ahmad Lubis, Adnan Nur, Abdul Wahab, dan M. Isa yang tergabung sebagai santri atau pelajar di dalam Maktab Islamiyah Tapanuli (MIT) Medan, pada awalnya memang mempunyai ‘keresahan’ yang sama atas permasalahan yang sedang terjadi di antara umat Islam pada saat itu, yaitu timbulnya berbagai macam perpecahan yang dilandasi atas perbedaan pendapat dan mahzab di kalangan umat Islam itu sendiri. Hal itu juga diperparah oleh politik adu domba Belanda yang pada saat itu masih menjajah Indonesia, sehingga perpecahan sangat mudah terjadi di kalangan umat.

Maktab Islamiyah Tapanuli (MIT) Medan adalah sebuah sekolah dimana para pemuda tersebut menimba ilmu. Dari sinilah otoritas mereka sebagai pemuda terpelajar dapat berkembang dengan mengamalkan keilmuan keislaman yang mereka dapatkan. Dan dari tempat menimba ilmu ini juga merupakan awal starting point mereka dalam menyatukan umat Islam, khususnya di Medan dan Sumatera Utara, bisa terlaksana dan terwujud.

Cita-cita yang teramat mulia dan teramat cerdas pada saat itu, sekaligus juga teramat berat. Tetapi pada akhirnya para santri muda tersebut tetap berhasil mewujudkan sebuah organisasi yang mampu merekatkan hubungan antara golongan tua dan golongan muda, dan berbagai golongan yang berselisih paham tentang fikih Islam di kota Medan khususnya, dan di Sumatera Utara pada umumnya. Maka berdirilah sebuah organisasi dengan nama  Al Jam’iyatul Washliyah, yang berarti perkumpulan yang merekatkan.

Pada awalnya, Al Washliyah merupakan Organisasi Masyarakat Islam (Ormas Islam) yang didirikan pada tanggal 30 November 1930 di Kota Medan Sumatra Utara. Pertama sekali ormas Islam yang berdiri di Pulau Sumatra dan didirikan oleh para pendirinya yang bersuku bangsa Melayu (Batak Mandailing, Melayu Deli, Aceh).

Saat ini, sejalan dengan perkembangannya, ormas Islam ini memiliki 1036 lembaga pendidikan, 14 Panti Yatim Piatu dan 9 universitas di seluruh Indonesia. Di antara pusat sebaran anggota kepengurusan terbesar berada di daerah Sumatra Bagian Utara (Provinsi Sumatra Utara dan Provinsi Aceh), Provinsi Riau dan Provinsi Jawa Barat dan lain-lain. Diperkirakan Washliyin mencapai 15 juta jiwa yang tersebar di berbagai pelosok negeri. Ormas Islam bermazhab Syafii ini masih memegang teguh ke Syafiiannya pada kaitan penerapan dan kajian hukum Islam.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement