Selasa 16 Mar 2021 19:08 WIB

China dan Barat Berkompetisi dalam Proyek Besar di Mesir

Sisi ingin memodernisasi dan mentransformasi negara terpadat di Timur Tengah itu.

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Mesir Abdel-Fattah el-Sisi (kanan) dan Presiden China Xi Jinping.
Foto: AP
Presiden Mesir Abdel-Fattah el-Sisi (kanan) dan Presiden China Xi Jinping.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- China masuk dalam persaingan untuk berpartisipasi dalam megaproyek dan pembangunan infrastruktur di Mesir yang sedang berlangsung di bawah pemerintahan Presiden Abdul Fattah al-Sisi. Sisi ingin memodernisasi dan mentransformasi negara terpadat di Timur Tengah itu.

"Mesir selalu senang dengan megaproyek," kata peneliti Chatham House dan pendiri perusahaan pembangunan internasional Oxcan, Mohamed el-Dahshan pada Aljazirah, Selasa (16/3).

Baca Juga

"Pemerintah Mesir membangun aliansi melalui penandatanganan kesepakatan-kesepakatan ekonomi tertentu dengan berbagai negara dalam beberapa tahun terakhir," tambah Dahshan.

Pada Januari lalu perusahaan Jerman Siemens menandatangani memorandum of understanding (MOU) dengan Pemerintah Mesir untuk membangun kereta listrik cepat senilai 23 miliar dolar AS. Perusahaan nuklir milik Pemerintah Rusia, Rosatom juga tengah membangun pembangkit tenaga listrik pertama di Mesir di Kota El Dabaa.