Selasa 16 Mar 2021 21:03 WIB

Saat Guru Meminjamkan Gawainya ke Murid untuk Ujian

Tak hanya guru, kendala dalam PJJ juga dialami siswa dan orang tua atau wali murid.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Mas Alamil Huda
Suasana pembelajaran jarak jauh (PJJ) (ilustrasi).
Foto: DOK Madrasah Pembangunan
Suasana pembelajaran jarak jauh (PJJ) (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Hampir semua siswa-siswi di Indonesia belajar daring sejak pandemi Covid-19 melanda. Namun, berbagai kendala muncul selama kegiatan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Tak hanya guru, kendala dalam PJJ juga dialami siswa dan orang tua atau wali murid.

Masalah yang dihadapi oleh guru saat ini yakni partisipasi siswa dalam mengikuti PJJ mulai menurun. Penyebabnya di antaranya siswa mulai bosan dengan PJJ, materi yang sulit untuk dijelaskan tanpa adanya pembelajaran tatap muka dan lain sebagainya.

Sedangkan kendala yang dihadapi oleh siswa, dari mulai ketiadaan gawai, tidak ada kuota untuk belajar, hingga sinyal yang tidak stabil atau buruk. Kegiatan PJJ akhirnya tidak bisa berjalan dengan lancar sesuai dengan harapan.

Hal itu seperti yang dialami oleh salah satu pelajar di SMP Negeri 1 Gabuswetan, Nurul Hidayah. Pelajar tersebut selama ini terkendala dalam menerima materi pelajaran maupun mengerjakan tugas-tugas dan ulangan secara daring.

Nurul tidak memiliki gawai. Kedua orang tuanya bekerja sebagai petani. Di keluarganya, hanya ada satu buah gawai yang dipakai bersama-sama. Namun, gawai itu dibawa oleh kakaknya yang bersekolah di sekolah menengah kejuruan (SMK).

Sang kakak kini sedang mengikuti kegiatan PKL (Praktik Kerja Lapangan) sehingga tidak berada di rumah. Akibatnya, Nurul sama sekali tidak bisa menggunakan gawai. Padahal, pekan ini dirinya harus mengikuti kegiatan Penilaian Tengah Semester (PTS) secara daring.

Kondisi itu menimbulkan keprihatinan pada Didno selaku wali kelasnya. Untuk itu, bersama guru Bimbingan Konseling (BK), Kasnali, dia mendatangi rumah Nurul. Dia pun meminjamkan gawai miliknya agar Nurul bisa mengerjakan soal PTS secara daring.

"Karena tidak ada handphone, anak ini (Nurul Hidayah) setiap hari tidak pernah mengerjakan tugas maupun soal ulangan online," kata Didno, Selasa (16/3).

Didno pun menawarkan kepada Nurul Hidayah agar datang ke sekolah. Pasalnya, setiap hari ada guru piket dan guru mata pelajaran yang datang ke sekolah dan mengajar secara daring.

‘’Kami sangat prihatin dengan keadaan begini. Semoga pandemi segera berakhir dan kegiatan pembelajaran bisa dilaksanakan di sekolah seperti sebelum pandemi,’’ tandas Didno.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement