REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Komunitas Ciliwung Depok (KCD) telah melakukan pemetaan terhadap potensi permasalahan di sepanjang Sungai Ciliwung. Dari hasil tersebut, dirumuskan penanganan dan solusi untuk jangka panjang.
"Ada 40 titik potensial yang berhasil kita kumpulkan seperti titik permasalahan sampah, longsor, limbah, wisata, serta titik edukasi seperti Saung Pustaka Air (SPA). Titik ini berada di Sungai Ciliwung sepanjang Kampung Utan Pondok Jaya sampai perbatasan Jakarta Selatan," ujar Sekretaris KCD M Akmal, di Pangkalan Komunitas Ciliwung, Grand Depok City (GDC), Senin (22/3).
Menurut Akmal, beberapa upaya yang bisa dilakukan adalah sosialisasi dan edukasi ke masyarakat. Selain itu, pembuatan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) secara individual dan komunal.
"Upaya lainnya adalah pembuatan tempat penampungan sampah sementara, melakukan penataan landscaping di beberapa titik longsor, serta menjadikan taman pinggir sungai sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH)," ungkapnya.
Ia menambahkan, penataan wilayah dari segi pemahaman dan infrastruktur objek wisata juga perlu dilakukan. Termasuk, menjadikan Sungai Ciliwung sebagai tempat wisata edukasi berbasis masyarakat. "Kapasitas kami hanya sebatas sosialisasi dan memberikan edukasi. Untuk penataan serta penanganan yang sifatnya besar, kami harus berkordinasi dengan pemerintah maupun pihak terkait," ujarnya.