Kamis 25 Mar 2021 06:43 WIB

Megawati Sindir Mereka yang Ingin Jabatan Presiden 3 Periode

Kata Megawati, yang omong itu yang kepengen (presiden tiga periode) sebetulnya.

Rep: Bayu Hermawan/ Red: Elba Damhuri
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri
Foto: Dok PDIP
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan presiden Megawati Soekarnoputri akhirnya bicara tentang wacana jabatan presiden tiga periode di sela peluncuran buku tentang alam yang dibuatnya. Ada pihak lain yang sebenarnya ingin perubahan jabatan presiden, tetapi mendompleng Presiden Joko Widodo.

Megawati juga bicara tentang politik tingkat tinggi berbasis nilai dan rakyat yang harus dipegang teguh para politikus.

Baca Juga

Ketua Umum DPP PDI Perjuangan ini menyindir pihak-pihak yang getol meributkan amendemen UUD 45 terkait jabatan presiden menjadi tiga periode. Wacana yang muncul mendorong Presiden Jokowi untuk maju memimpin Indonesia untuk tiga periode--yang berulang-ulang ditolak Jokowi.

Megawati pun membela Presiden Jokowi. Megawati mengatakan, tuduhan kepada Jokowi itu tidak berdasar.

"(Jokowi) berkeinginan katanya tiga periode. Yang omong itu yang kepengen sebetulnya. Siapa tahu suatu saat dia bisa tiga periode," kata Megawati saat meluncurkan buku Merawat Pertiwi, Jalan Megawati Soekarnoputri Melestarikan Alam, yang dipusatkan di kantor DPP DIP, Jalan Diponegoro, Jakarta, Rabu (24/3).

Baca juga : Andi Arief: Seribu Konferensi Pers tak Tolong KLB

Megawati menilai tudingan itu tidaklah berdasar karena aturan main sudah ada, yang diatur di dalam konstitusi maupun undang-undang. Presiden pun tak bisa begitu saja mengubah isi UUD 1945.

"Memang presiden bisa mengubah keputusan secara konstitusi? Kan tidak ... kan tidak," kata Megawati.

Presiden kelima ini menyinggung masalah tersebut karena ingin mendorong kader-kader PDIP di eksekutif maupun legislatif tak menyia-nyiakan waktunya selama menjabat. Kader PDIP harus banyak membaca buku sehingga pengetahuannya banyak.

Namun, isi buku itu sebaiknya tidak hanya dibaca, tetapi harus dipraktikkan di lapangan sehingga kader PDIP selalu aktif bekerja di tengah rakyat. 

Kecurigaan manuver politik jabatan presiden tiga periode ini juga dilontarkan politikus PDI Perjuangan sekaligus Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Tjahjo Kumolo.

Tjahjo menegaskan, pemerintah dan Presiden Jokowi saat ini sedang berkonsentrasi dalam penanganan Covid-19 beserta pemulihan ekonomi nasional. 

Karena itu, Tjahjo berharap tokoh tokoh politik tidak asal dalam membuat tudingan tersebut. Alih-alih menuding, Tjahjo berharap tokoh politik menjaga stabilitas politik di tengah upaya penanganan pandemi Covid.

Tjahjo menduga adanya upaya gerakan atau pola politik menjebak di balik wacana jabatan presiden tiga periode yang dikemukakan sejumlah tokoh politik. Menurut dia, keinginan jabatan presiden tiga periode sebenarnya diinginkan pihak-pihak tertentu, alih-alih menyasar tudingan ke Presiden Joko Widodo.

Baca juga : Siapa Bertanggung Jawab atas Wafatnya Cucu Nabi Muhammad?

"Bisa diartikan pihak-pihak yang sebenarnya ingin (jabatan presiden tiga periode), tapi menukikkan kepada orang lain, apalagi Bapak Presiden Jokowi," kata Tjahjo.

Tjahjo berharap gerakan-gerakan semacam itu ditinggalkan dalam manuver politik. Ia meyakini, Presiden Jokowi sangat konstitusional dan tidak akan terjebak dalam manuver politik seperti itu. 

Presiden Jokowi menegaskan tidak tertarik dengan jabatan tiga periode dan tetap pegang teguh konstitusi. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement