REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden berupaya untuk mempertahankan pasukan AS di Afghanistan melewati batas waktu 1 Mei. Demikian disampaikan seorang anggota parlemen AS, Adam Smith, Rabu (24/3).
Upaya tersebut, kata Smith, dijalankan sambil AS menjajaki kesepakatan --yang menetapkan bahwa Taliban akan mengizinkan pasukan kontraterorisme AS tetap tinggal di Afghanistan saat mereka menghadapi ISIS.
Smith merupakan ketua Komite Angkatan Bersenjata Dewan Perwakilan Rakyat AS. Ia memberikan perincian baru tentang langkah Presiden Biden dalam proses perdamaian Afghanistan.
Gedung Putih dan Pentagon belum menanggapi permintaan komentar. Sementara itu, para pejabat AS mengatakan Biden belum membuat keputusan tentang tenggat untuk menarik pasukan terakhir AS dari konflik Afghanistan--masa perang terlamayang dijalani AS.
Biden mengatakan akan cukup sulit untuk memenuhi batas waktu yang ditetapkan dalam kesepakatan Februari 2020 dengan Taliban.
Ketika berbicara di forum daring majalah Kebijakan Luar Negeri, Smith mengaku telah berkomunikasi dengan penasihat keamanan nasional Jake Sullivan dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin tentang penarikan itu."Saya pikir ada anggapan umum bahwa 1 Mei terlalu cepat, hanya secara logistik," katanya.
"Kita punya ... hampir 3.500 tentara di Afghanistan. Sekutu kita memiliki sekitar 7.000.Kita tidak dapat menarik lebih dari 10 ribu personel pasukan dengan cara apa pun dalam enam minggu," katanya.