REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gol Frets Butuan di menit 88 membawa Persib Bandung merebut poin dari Bali United. Skor akhir 1-1 pun tercipta di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Rabu (24/3).
Frets pun merayakan selebrasi gol itu dengan cara yang berbeda. Tanpa pelukan dan menjauh dari kejaran pemain lain, Frets kemudian berlari ke tengah lapangan dan berlutut.
Pemain lain pun mengikutinya, dengan menjaga jarak. Penggawa Maung Bandung mengangkat tangan dan berteriak. Pelatih Persib, Robert Rene Alberts menyebut ada makna dari selebrasi gol itu.
"Itu bukan selebrasi Frets melainkan selebrasi gol tim Persib. Sebelum pertandingan kami mendapat imbauan dari organizing committee untuk tidak melakukan selebrasi gol dengan saling berpelukan karena situasi Covid-19," kata Robert, Kamis (25/3).
Untuk itu, Robert membahas soal regulasi ini dengan tim. Dia pun mengimbau agar pemain mengikuti aturan itu dan jangan ada selebrasi dengan berpelukan satu sama lain.
"Di saat yang sama, ada kejadian soal perundungan di media sosial berkaitan dengan rasisme, yang menurut kami sangat buruk dan tidak perlu terjadi," kata Robert.
Untuk itu, Persib membahas ini dan memberikan ide bagi para pemain untuk merayakan gol secara terpisah dan tetap mengikuti aturan turnamen. Namun tanpa mengurangi sukacita atas gol itu.
"Di saat yang sama kami menunjukkan bahwa kami juga menentang rasisme. Kombinasi dua faktor ini jadi cara baru Persib dalam merayakan gol, masih bersama-sama tapi kami membentuk lingkaran dengan salah satu pencetak gol duduk di satu titik dan meneriakkan menang bersama," kata Robert.