Selasa 30 Mar 2021 05:57 WIB

6 Hikmah Berharga di Balik Pindahnya Kiblat ke Kabah Makkah

Terdapat hikmah di balik pindahnya kiblat dari Al Aqsa ke Kabah Makkah

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Nashih Nashrullah
Terdapat hikmah di balik pindahnya kiblat dari Al Aqsa ke Kabah Makkah. Kabah (ilustrasi)
Foto: RepublikaTV/Sadly Rachman
Terdapat hikmah di balik pindahnya kiblat dari Al Aqsa ke Kabah Makkah. Kabah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pusat Pemantauan dan Fatwa Elektronik Al Azhar menyampaikan bahwa pemindahan kiblat untuk sholat dari Masjid Al Aqsa ke Kabah Makkah merupakan peristiwa penting dalam sejarah umat Islam. 

Peristiwa ini juga menjadi titik balik dalam perjalanan umat Islam yang di dalamnya terkandung banyak pelajaran. Berikut ini adalah enam pelajaran yang dapat dipetik, sebagaimana dikutip dari Masrawy, Selasa (30/3):

Pertama, perubahan kiblat ini menegakkan penghormatan ke Allah SWT, karena ini menjadi tujuan terbesar. Dan jika arahnya berbeda, Allah SWT berfirman:  وَلِلَّهِ الْمَشْرِقُ وَالْمَغْرِبُ ۚ فَأَيْنَمَا تُوَلُّوا فَثَمَّ وَجْهُ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ وَاسِعٌ عَلِيمٌ "Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Mahaluas (rahmat-Nya) lagi Mahamengetahui." (QS Al Baqarah: 115)

Kedua, pelajaran yang dapat dipetik adalah untuk mendorong manusia untuk mengubah nasibnya. Selain itu, juga untuk mengubah hubungan hamba dengan Tuhannya menjadi lebih baik. Allah SWT berfirman: 

 إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ "...Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia." (QS Ar Rad: 11)

Ketiga, perpindahan kiblat ini adalah pengujian semua kelompok di masyarakat dan juga orang-orang yang beriman.

Ketika mereka menerima perintah dari Allah SWT untuk memindahkan kiblat ke Makkah, mereka dengan cepat mematuhi perintah-Nya, sebagaimana diabadikan dalam Alquran.

 وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۖ غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ "...mereka mengatakan, 'Kami dengar dan kami taat'. (Mereka berdoa), 'Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali.'" (QS Al Baqarah: 285)

Adapun bagi kaum musyrik, pemindahan kiblat ini meningkatkan kekafiran mereka karena tidak beriman kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Mereka tetap pada sikapnya yang keras kepala.

Keempat, adalah bentuk pengukuhan atas kebesaran Nabi Muhammad SAW dan posisi mulianya di sisi Allah SWT. Nabi SAW suka mengarahkan doanya ke Ka'bah di Makkah dan sangat ingin menerima tempat paling terhormat di dunia.

Kelima, yaitu untuk memastikan adanya hubungan yang erat antara Masjidil Haram dan Masjidil Aqsa. Masjidil Haram adalah rumah pertama yang ditempatkan di Bumi untuk beribadah kepada Allah SWT, dan yang kedua adalah Masjid Al Aqsa. Hal ini didasarkan pada riwayat hadits sahih Bukhari dari jalur Abu Dzar.

Keenam, yaitu untuk menekankan moderasi umat Islam dalam hal pemikiran dan praktik. Imam Mawardi dalam kitab Tafsirnya menjelaskan, berada di tengah adalah bagian dari sikap terhadap suatu perkara. Sebab, kaum Muslimin itu berada di tengah dalam beragama, tidak berlebihan dan tidak pula lalai.

 

Sumber: masrawy

 

 

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement