REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jubir Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengingatkan, ada beberapa hal penting yang perlu dibahas menyoal pembelajaran tatap muka terbatas ke depannya. Menurutnya, dalam pembelajaran tatap muka ini kesehatan guru dan peserta didik memang menjadi prioritas.
"Namun, jangan sampai pembukaan sekolah bisa menulari orang tua atau keluarga siswa yang mungkin memiliki komorbiditas 1 atau lebih,’’ ucapnya di Jakarta, Selasa (30/3).
Wiku mengingatkan, dari seluruh kasus Covid-19 di Indonesia, 14 persennya merupakan anak sekolah. Berdasarkan kasus positif usia sekolah, kata dia, ada kenaikan kasus secara nasional yang terpaut kelompok umur, meski positivity rate rendah. "Namun, kita harus lihat angka kematian,’’ tambahnya.
Lanjutnya, sekitar 14 persen kasus sebaran Covid-19 di Indonesia mayoritasnya adalah kelompok usia SD 7-12 tahun, sekitar 49,962 orang. Diikuti usia sma 16-18 tahun sekitar 45.888.
"Jadi ini perlu diperhatikan. Dari segi kematian, angkanya fluktuatif, dan ada juga dari usia sekolah. Komorbid pada anak-anak memang belum muncul dan tidak ada. Yang ada pada (keluarga) usia lanjut dari anak sekolah itu,’’ jelas dia.
Dengan alasan itu, pihaknya menyatakan untuk membentuk strategi mulai dari struktur, sistem, skill, speed hingga target yang jelas. Menurut Wiku, target utamanya adalah, agar yang sehat tetap sehat dan yang kurang sehat harus sembuh, serta yang sakit diobati sampai sembuh.
"Dalam pembelajaran ini, kita ingin menjaga kesehatan guru dan peserta didik. Untuk itu seluruh sistem kita harus digerakkan,’’ ungkap Wiku.