Rabu 31 Mar 2021 05:28 WIB

Penjelasan Quraish Shihab Soal Hukum Mencuri Potong Tangan

Tidak semua pencuri otomatis tangannya harus dipotong.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Ani Nursalikah
Penjelasan Quraish Shihab Soal Hukum Mencuri Potong Tangan
Foto: pixabay
Penjelasan Quraish Shihab Soal Hukum Mencuri Potong Tangan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa pelanggaran dalam Islam dikenakan hukuman sanksi yang sangat berat. Misal, jika seseorang mencuri akan dikenakan hukum potong tangan.

Namun, benarkah sanksi tersebut dapat dilakukan tanpa perlu memperhatikan ada sejumlah syarat yang berlaku? Ahli Tafsir Alquran Indonesia, Prof. M. Quraish Shihab menjelaskan dalam bukunya berjudul Islam yang Disalahpahami, pihak yang mengecam sanksi tersebut sering melupakan atau mengabaikan syarat-syarat pada terpidana.

Baca Juga

Sanksi berat yang ditetapkan dalam Islam semuanya memiliki syarat-syarat yang harus terpenuhi lebih dahulu, bukan saja dalam situasi saat terjadinya pelanggaran. Prof Quraish mengatakan tidak semua pencuri otomatis tangannya harus dipotong.

Sebelum itu, perlu dilihat berapa nilai barang yang dicurinya dan di mana barang itu dicuri. Suatu barang yang diletakkan bukan pada tempatnya, lalu dicuri, maka pencurinya tidak memenuhi syarat dipotong tangannya.

Kemudian, jika pemilik barang memaafkannya, dia dapat memaafkan selama belum sampai ke tangan yang berwenang. Di samping itu, saat berbicara perihal sanksi potong tangan bagi pencuri, Alquran menggunakan kata sâriq (sang pencuri) yang memberi kesan bahwa yang bersangkutan telah berulang-ulang mencuri.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement