REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Korea Utara menyatakan tidak akan berpartisipasi dalam Olimpiade Tokyo. Ini bertujuan untuk melindungi para atletnya dari virus corona. Demikian laporan kantor berita Kyodo, Selasa (6/3).
Menurut situs kementerian olahraga negara tersebut, keputusan itu dibuat sewaktu sesi komite Olimpiade Korea Utara yang diadakan di Pyongyang pada 25 Maret. Korea Utara tidak akan ambil bagian dalam Olimpiade Tokyo untuk melindungi para atletnya dari "situasi krisis kesehatan global", terkait dengan virus corona.
Sejak awal tahun lalu, Korea Utara pada prinsipnya telah memutus lalu lintas ke dan dari Cina serta Rusia karena kekhawatiran virus corona. Negara tersebut khawatir corona menyebar melintasi perbatasannya.
Dalam pidato Tahun Baru 2018, Kim mengatakan negaranya akan berpartisipasi dalam Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang yang diselenggarakan oleh Korea Selatan, Februari tahun itu. Adik perempuannya, Kim Yo Jong, adalah bagian dari delegasi tingkat tinggi Korea Utara ke Olimpiade, menjadi anggota keluarga dekat pertama dari kakeknya, yang sekaligus pendiri negara, Kim Il Sung, yang pernah menginjakkan kaki di Korea Selatan.
Langkah Korea Utara mundur dari Olimpiade Tokyo akan menjadi pertama kalinya negara tersebut melewatkan Olimpiade Musim Panas sejak memboikot Olimpiade Seoul1988 di tengah Perang Dingin. Presiden Korea Selatan Moon Jae-in berharap kedua negara yang secara teknis masih berperang setelah Perang Korea 1950-1953 berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai, dapat menurunkan tim gabungan di Tokyo dan membangun kembali momentum untuk hubungan yang lebih baik.
Penarikan Korea Utara dari Olimpiade Tokyo juga merupakan kemunduran untuk rencana yang disepakati pada pertemuan puncak 2018 antara Moon dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un guna mengejar upaya dua Korea menjadi tuan rumah Olimpiade 2032.