Rabu 07 Apr 2021 06:52 WIB

Penyebaran Masih Terjadi, Antivirus Belum Ditemukan

Vaksin merupakan teknologi yang potensial untuk menurunkan angka penularan

Seorang perempuan menjalani pemeriksaan kesehatan sebelum menerima suntikan vaksin COVID-19 saat kampanye vaksinasi COVID-19 massal untuk lansia di Denpasar, Bali, Indonesia, 06 April 2021.
Foto: EPA-EFE/MADE NAGI
Seorang perempuan menjalani pemeriksaan kesehatan sebelum menerima suntikan vaksin COVID-19 saat kampanye vaksinasi COVID-19 massal untuk lansia di Denpasar, Bali, Indonesia, 06 April 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Epidemiolog dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Riris Andono Ahmad mengatakan, penularan Covid-19 masih akan terus terjadi karena populasi belum memiliki kekebalan. Selain itu, mobilitas masyarakat yang cukup tinggi semakin meningkatkan penularan.

Andono mengingatkan, vaksin merupakan teknologi yang potensial untuk menurunkan angka penularan. "Tapi vaksin ini tidak lantas menghentikan pandemi, namun vaksin sangat efektif untuk menurunkan jumlah kasus baru, angka kesakitan dan angka kematian," ujar Andono, Selasa (6/4).

Guru Besar Fakultas Farmasi UGM Djoko Wahyono mengatakan, berbagai riset terkait Covid-19 telah dilakukan. Namun, sampai saat ini belum ada antivirus spesifik yang terbukti efektif dan direkomendasi untuk penyakit yang disebabkan SARS-CoV-2 tersebut.

"Lebih dari 600 uji klinik di seluruh dunia kini dilakukan dengan berbagai obat yang sebagian besar merupakan drug repurposing atau obat yang sudah ada untuk indikasi lain sebagai terapi Covid-19," kata Djoko.

Sampai saat ini, kata Djoko, belum ada antivirus yang mendapat persetujuan dari otoritas obat negara, termasuk BPOM. Obat yang digunakan masih bersifat Emergency Use Authorization (EUA) atau mempertimbangkan kondisi darurat. (wahyu suryana, ed: mas alamil huda)

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement