REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) diterpa cuaca buruk hingga mengakibatkan bencana banjir bandang dan tanah longsor. Bencana alam di NTT ini dipicu oleh Siklon Tropis Seroja. Hingga kini tak kurang terdapat 11 wilayah yang terdiri dari kabupaten dan kota di Nusa Tenggara Timur (NTT) yang terdampak banjir bandang dan longsor akibat cuaca ekstrem imbas dari bibit siklon dan siklon tropis Seroja sejak akhir pekan lalu.
Akibat siklon ini, ada delapan daerah di provinsi NTT dengan kondisi kerusakan terparah, termasuk antara lain Kabupaten Flores Timur, Kabupaten Lembata, Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Kabupaten Alor, Kabupaten Malaka, dan Kabupaten Sabu Raijua.
Sejumlah nelayan di Kampung Nelayan Oesapa, Kota Kupang masih sempat untuk mengungsikan warga kampung ke gedung sekolah dan memindahkan perahu-perahu ke tempat yang lebih aman agar selamat dari gulungan ombak.
"Info cuaca dari BMKG selalu rutin dikirimkan ke grup, kebetulan saya juga tergabung didalamnya karena saya alumni Sekolah Lapang Cuaca Nelayan (SLCN) BMKG. Begitu saya dapat informasi akan ada cuaca buruk berupa gelombang tinggi dan angin kencang langsung saya sebarluaskan ke orang-orang kampung,” ujar Ketua Komunitas Angsa Laut, Mohammad Mansyur, di Kampung Nelayan Oesapa, Kupang, Kamis (8/4) kepada wartawan.
Pria yang akrab disapa Dewa ini mengatakan, jika ia tidak menerima pesan whatsapp dari BMKG kala itu, maka ia tidak tahu lagi bagaimana nasib warga di kampungnya. Karena beberapa saat usai ia dan warga telah mengungsi, hal yang ditakutkan terjadi. Angin kencang dan gelombang akibat Siklon Seroja tersebut datang menerpa kawasan perkampungan mereka.
“Karena informasi tersebut, tidak ada korban jiwa di Kampung Nelayan Oesapa terutama di Komplek. Meski masih ada beberapa kapal yang terdampak gelombang akibat tidak sempat dipindahkan,” ujarnya.
Andai Pemerintah Daerah atau BPBD yang tergabung dalam WA Grup Informasi Peringatan Dini juga merespons aktif dan menyebar luaskan informasi BMKG tersebut, langkah evakuasi penyelamatan warga dapat dilakukan lebih cepat dan efektif lagi.
Dewa mengaku kerap diandalkan warga setempat terkait update cuaca dari BMKG usai mengikuti SLCN dari BMKG. Dewa berharap semakin banyak nelayan dan warga lain yang dapat mengikuti SLCN BMKG, dan bisa bergabung dalam grup komunikasi yang dibentuk. Dengan demikian update informasi terkini terkait cuaca dan peringatan dini dapat diupdate setiap hari sehingga dapat meminimalisir terjadinya korban jiwa jika terjadi cuaca ekstrem.
"Informasi dari Stasiun Meteorologi Maritim NTT (BMKG) sangat luar biasa dan bermanfaat sekali, mereka juga selalu update setiap saat. Saya sangat merasakan manfaatnya," ujarnya.
Terpisah, Kepala Stasiun Meteorologi El Tari Kupang, Agung Sudiono Abadi mengungkapkan, prospek cuaca dan peringatan dini tiga harian tersebut memang sudah disebarluarkan ke berbagai grup Whatsapp Info Publik MKG NTT dan media sosial BMKG Stasiun Meteoroligi El Tari.
"Informasi intens gencar diperbarui setiap tiga jam sejak 31 Maret, karena sudah diprakirakan akan berpotensi cuaca ekstrem," ujarnya.
Ia menambahkan, Prakiraan Cuaca Berbasis Dampak dengan level Siaga dan Waspada untuk wilayahĺ NTT yang dikeluarkan Pusat Meteorologi Publik pada tanggal 2 April juga telah diseminasikan. “Selanjutnya informasi peringatan dini terus menerus diperbarui dan gencar didiseminasikan sampai siklon tropis Seroja benar-benar berlalu dari wilayah NTT,” kata dia.