REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Perdana Menteri Italia Mario Draghi mengimbau kepada seluruh kepala daerah bahwa vaksin Covid-19 saat ini diprioritaskan bagi lansia. Dia meminta agar pemerintah daerah dan individu tidak melanggar pedoman yang telah dibuat oleh pemerintah.
"Hentikan vaksinasi orang yang berusia di bawah 60 tahun, hentikan vaksinasi orang muda," kata Draghi dalam konferensi pers dengan suara yang lantang.
Italia meluncurkan kampanye vaksinasi pada akhir Desember dengan memprioritaskan para lansia. Di bawah konstitusi Italia, 20 wilayah negara yang memiliki keputusan masing-masing terkait siapa saja yang berhak untuk menerima vaksin terlebih dahulu. Banyak wilayah yang memprioritaskan pemberian vaksin kepada hakim dan jurnalis, sementara lansia dikesampingkan.
"Seseorang melompati antrian, mengetahui bahwa seseorang yang berusia di atas 75 tahun mengalami risiko dalam kematian," kata Draghi.
Draghi mengatakan, memprioritaskan para lansia untuk mendapatkan vaksin dapat mengurangi angka kematian dan memungkinkan pembatasan Covid-19 lebih cepat dikurangi. Draghi mengatakan, pemerintahannya akan menjadikan tingkat inokulasi lansia sebagai patokan untuk menentukan kapan pembatasan sosial dapat dicabut.
Italia memiliki angka kematian akibat virus korona tertinggi kedua di Eropa dan tertinggi ketujuh di dunia. Saat ini negara tersebut mencatat sekitar 400 kematian per hari, meskipun pembatasan ketat pada bisnis dan pergerakan masyarakat telah dilakukan hampir sepanjang tahun ini.
Seperti negara-negara besar Uni Eropa lainnya, Italia memiliki peluncuran vaksin yang lambat akibat tenggat waktu pengiriman yang telat. Namun Draghi optimistis bahwa target 500 ribu vaksinasi per hari dapat tercapai.
Dalam beberapa pekan terakhir, Italia telah memvaksinasi sekitar 250 ribu orang per hari. Draghi mengatakan, Italia memiliki stok vaksin yang cukup untuk semua lansia yang berada di atas 80 tahun.