Ahad 11 Apr 2021 07:28 WIB

BBC Dikeluhkan Terlalu Banyak Liput Kematian Pangeran Philip

Banyak penonton BBC kesal karena sejumlah program rutin dibatalkan.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Seorang anggota media melaporkan di luar Istana Buckingham setelah diumumkan bahwa Pangeran Philip dari Inggris, suami Ratu Elizabeth, telah meninggal pada usia 99 tahun, di London, Inggris, 9 April 2021.
Foto: REUTERS/Hannah McKay
Seorang anggota media melaporkan di luar Istana Buckingham setelah diumumkan bahwa Pangeran Philip dari Inggris, suami Ratu Elizabeth, telah meninggal pada usia 99 tahun, di London, Inggris, 9 April 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Perusahaan penyiaran Inggris (BBC) menerima banyak keluhan mengenai banyaknya liputan mengenai kematian Pangeran Philip. Komplain-komplain itu disampaikan setelah banyak penonton yang kesal karena sejumlah program rutin BBC dibatalkan.

Beberapa menit setelah Buckingham Palace mengumumkan kematian Pangeran Philip Jumat (9/4) kemarin, BBC mengubah jadwal rutin di radio dan televisi mereka. Banyak program yang batal disiarkan karena digunakan untuk melaporkan kematian Pangeran Philip.

Baca Juga

"Kami menerima komplain mengenai banyaknya liputan televisi mengenai HRH Pangeran Philip, Duke of Edinburgh," kata BBC di situsnya, Sabtu (10/4).

Sejumlah pengguna Twitter mengkritik BBC bertindak seperti stasiun televisi bergaya Uni Soviet yang menyiarkan propaganda tanpa henti. BBC juga diserang karena tidak memberikan porsi yang sama besarnya dengan berita besar yang lain.

Suami Ratu Elizabeth itu meninggal dunia di usia 99 tahun setelah tujuh dekade mendampingi ratu di jantung monarki Inggris. Juru bicara BBC menolak memberi komentar. Isi surat kabar Inggris juga didominasi berita kematian tersebut.

Surat kabar The Daily Mail menerbitkan edisi 144 halaman, lengkap dengan 'majalah souvenir ajaib' yang berjudul 'Duke yang sangat gagah'. The Sun menulis berita utama mereka dengan 'Kami menangis bersamamu, Ibu Ratu'. 

sumber : Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement