Senin 12 Apr 2021 14:48 WIB

AS Sebut China Berperan Membuat Pandemi Lebih Buruk

Bulan lalu WHO merilis hasil penyelidikan tentang asal-usul Covid-19.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
Ilustrasi Covid-19
Foto: Pixabay
Ilustrasi Covid-19

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengatakan, kegagalan China memberikan akses ke para ahli kesehatan global membuat pandemi Covid-19 lebih buruk daripada yang seharusnya. Dia kembali menekankan pentingnya menyelidiki asal-usul virus tersebut.

Saat diwawancara dalam acara Meet the Press NBC pada Ahad (11/4), Blinken menyebut China tidak memberi akses ke pakar internasional atau berbagai informasi aktual terkait Covid-19 guna memberikan transparansi yang sebenarnya. Akibatnya, virus lepas kendali lebih cepat. "Menurut saya, hasil yang jauh lebih mengerikan daripada yang seharusnya," ujarnya.

Baca Juga

Blinken berpendapat, perlu ada sistem keamanan kesehatan global yang lebih kuat guna memastikan hal itu tidak terjadi lagi. Reformasi harus mencakup komitmen terhadap transparansi, berbagi informasi, dan akses bagi para ahli. "Dan China harus berperan di dalamnya," ucapnya.

Dia pun kembali menekankan pentingnya memiliki pengetahuan yang lebih konklusif tentang bagaimana pandemi dimulai. "Kita perlu melakukan itu dengan tepat agar kita sepenuhnya memahami apa yang terjadi, untuk mendapatkan bidikan terbaik untuk mencegah hal itu terjadi lagi. Itulah mengapa kita harus menyelesaikan ini," kata Blinken.

Bulan lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merilis hasil penyelidikan tentang asal-usul Covid-19 yang dilakukan bersama para ahli dari China. Mereka menjelaskan  skenario paling mungkin terkait rantai penyebaran adalah virus dibawa kelelawar, kemudian ditularkan ke manusia lewat hewan lain. Tim mengusulkan penelitian lebih lanjut di setiap area, kecuali hipotesis kebocoran laboratorium.

Namun Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus meminta tim yang menyelidiki asal-usul pandemi Covid-19 tetap mendalami kemungkinan kebocoran laboratorium sebagai penyebab menyebarnya virus. “Meskipun tim telah menyimpulkan bahwa kebocoran laboratorium adalah hipotesis yang paling kecil kemungkinannya, hal ini memerlukan penyelidikan lebih lanjut, berpotensi dengan misi tambahan yang melibatkan ahli spesialis, yang siap saya kerahkan,” kata Ghebreyesus pada 30 Maret  lalu.

Tim WHO yang diutus menyelidiki asal-usul Covid-19 tiba di Wuhan, China, pada 14 Januari lalu. Sebelum melakukan misinya, mereka menjalani isolasi terlebih dulu selama dua pekan. Terdapat beberapa tempat yang dikunjungi tim WHO selama proses penyelidikan.

Pertama adalah rumah sakit Wuhan yang paling awal menangani pasien Covid-19. Mereka juga menyambangi pasar tradisional Huanan, tempat yang diduga kuat menjadi rantai awal penularan Covid-19.

Selain itu, tim WHO turut mengunjungi Institut Virologi Wuhan. Seperti diketahui, sempat beredar teori bahwa Covid-19 disebabkan oleh kebocoran virus dari laboratorium di institut tersebut. Namun China telah membantah hal itu.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement