REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS), Lloyd Austin, menyatakan komitmen abadi dan kuat kepada Israel, Ahad (11/4). Pembicaraan pertama Austin di Israel sejak menjadi kepala Pentagon ini merupakan lanjutan dari upaya yang sudah diperkuat dalam kepemimpinan Donald Trump.
"Komitmen kami untuk Israel abadi dan kuat," kata Austin setelah bertemu dengan Menteri Pertahanan Israel, Benny Gantz, di Tel Aviv.
Austin mengatakan telah menegaskan kembali komitmen AS untuk Israel. Dia pun mendalami poin-poin penting dari masalah pertahanan dan keamanan Timur Tengah. Dia menjabat empat tahun sebagai kepala Komando Pusat AS, mengakhiri karir Angkatan Darat 41 tahun yang termasuk memimpin pasukan AS di Irak.
Terbang semalam dari Washington, Austin tiba di Tel Aviv setelah pemilu keempat negara itu dalam dua tahun terakhir. Presiden Israel, Reuven Rivlin, pekan lalu memberi tugas sulit kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk mencoba membentuk pemerintahan baru.
Latar belakang utama kunjungan Austin adalah kekhawatiran pemerintah Israel tentang upaya pemerintahan Joe Biden untuk memasuki kembali kesepakatan nuklir Iran. Namun, Austin tidak menyebut-nyebut Iran dalam pembicaraan dengan Gantz. Namun, Gantz dalam sambutan saat berdiri di samping Austin, mengatakan negaranya memandang sebagai mitra penuh melawan ancaman, termasuk Iran.
Secara kebetulan atau tidak, menteri pertahanan AS tiba ketika Iran melaporkan bahwa fasilitas nuklir bawah tanah Natanz kehilangan daya. Insiden ini hanya beberapa jam setelah memulai sentrifugal canggih baru yang mampu memperkaya uranium lebih cepat. Teheran menyebut peristiwa ini sebagai tindakan terorisme nuklir, meski tidak langsung menyalahkan siapa pun secara langsung.