REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Perusahaan Johnson & Johnson mulai mendistribusikan vaksin ke negara anggota Uni Eropa pada Senin (12/4). Proses distribusi semestinya dilakukan pada awal April, tapi tertunda karena masalah produksi.
"Dosis pertama meninggalkan gudang untuk negara anggota hari ini," kata juru bicara Komisi Eropa dalam sebuah konferensi pers pada Senin (12/4).
Anggota parlemen Uni Eropa Peter Liese menyambut gembira kabar tersebut. "Johnson & Johnson memulai pengiriman vaksin ke Uni Eropa hari ini. Kabar yang sangat bagus," ujarnya.
Menurut komisaris industri Uni Eropa Thierry Breton, Johnson & Johnson telah berkomitmen mengirimkan 55 juta dosis vaksin pada akhir Juni. Kemudian pada kuartal ketiga, mereka bakal menyalurkan 120 juta dosis lainnya.
Namun Liese mengungkapkan, komitmen tersebut belum tentu terealisasi. "Baru-baru ini, tidak jelas apakah janji itu akan ditepati. Namun 50 juta dosis sudah pasti," ujarnya.
Johnson & Johnson telah mengonfirmasi kabar tentang dimulainya distribusi ke negara anggota Uni Eropa. Namun mereka tak memberi keterangan perihal berapa banyak dosis yang disalurkan.