REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD—Asisten Khusus Perdana Menteri Kerukunan Antaragama Maulana Tahir Ashrafi memberikan peringatan sebuah organisasi agama untuk mengevaluasi tindakan protes mereka. Dia juga menegaskan bahwa Islam tidak mengizinkan apalagi membenarkan segala bentuk intoleransi.
Pernyataan ini dirilis setelah seorang polisi menjadi sasaran penyiksaan oleh para anggota dari sebuah organisasi keagamaan. “Petugas polisi ini juga umat Nabi Muhammad SAW, Ini bukan seolah-olah dia bukan manusia," keluh Ashrafi yang dikutip di Pako Observer, Rabu (14/4).
Dia mengatakan, pemerintah yang sedang menjabat telah mengangkat masalah Islamofobia dan penistaan agama di panggung global, menambahkan bahwa Pakistan telah "memimpin dunia Islam" dalam perangnya melawan penistaan. Ashrafi juga mengimbau para pengunjuk rasa untuk memikirkan orang-orang yang terancam bahaya kekerasan tersebut serta para perempuan dan anak-anak yang terimbas akibat kejadian ini.
"Sebagai ketua Majelis Ulama Pakistan (PUC), saya ingin mengimbau para pengunjuk rasa untuk menyadari segala bahaya yang merugikan,” katanya, menambahkan, risiko itu dapat menimpa siapapun, baik itu polisi atau orang biasa atau pekerja sebuah partai agama.
Dia juga mengimbau pimpinan partai agama menahan anggotanya agar tidak melakukan tindak kekerasan. "Baik Islam maupun agama lain tidak mengizinkan tindakan kekerasan seperti itu," tegasnya.
Ashrafi berkata, Nabi Muhammad SAW telah melarang Muslim untuk menyebabkan rasa sakit atau cedera pada orang lain. Dia juga menegaskan bahwa semua orang yang bertanggung jawab atas pertumpahan darah akan dimintai pertanggungjawaban.
“Siapa yang akan bertanggung jawab jika orang meninggal karena kelalaian kita? Kita harus bertanggung jawab atas perbuatan kita di hadapan Allah,” tegasnya.
Dia menyebut pemerintah sebagai penjaga gerbang dari masalah Khatam-e-Nabuwwat" dan pembela kehormatan Nabi. “Jika pemerintah berbuat salah maka harus dijawab [pada hari kiamat] dan begitu juga kalau orang berbuat salah, mereka juga akan jawab,” tambahnya.
Ashrafi menegaskan Pakistan sebagai pemimpin dunia Islam dalam melawan Islamofobia, Pakistan juga merupakan negara pertama yang mengutuk paling keras setiap insiden seperti pembakaran Alquran terjadi di beberapa negara. Dia juga meminta para partai agama untuk mendukung misi PM Imran Khan untuk menekan angka pemerkosaan, dan kekesaran seksual yang semakin meningkat belakangan ini.