Rabu 14 Apr 2021 15:18 WIB

Emil Akui Capaian Vaksinasi Lansia di Jabar Masih Rendah

Lansia yang belum divaksin menjadi rawan saat musim mudik Lebaran.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Andri Saubani
Vaksinator menyuntikan vaksin Covid-19 ke warga lanjut usia (lansia) di pusat vaksinasi Covid-19 di Kiara Artha Park, Jalan Banten, Kota Bandung, Sabtu (10/4). Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengakui capaian vaksinasi lansia di Jabar masih rendah. (ilustrasi)
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Vaksinator menyuntikan vaksin Covid-19 ke warga lanjut usia (lansia) di pusat vaksinasi Covid-19 di Kiara Artha Park, Jalan Banten, Kota Bandung, Sabtu (10/4). Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengakui capaian vaksinasi lansia di Jabar masih rendah. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil mengakui capaian vaksinasi masyarakat lanjut usia (lansia) di Jabar masih rendah. Sehingga, ia meminta pada masyarakat agar lansia dibawa dan dibimbing untuk vaksinasi.

"Kira-kira begitu. Karena apa, kalau terjadi kebocoran mudik, itu lansia-lansia di kampung yang paling rawan," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil usai Rapat Komite Penanganan Covid 19 Jabar di Gedung Sate, Rabu (14/4).

Baca Juga

Oleh karena itu, menurut Emil, program vaksiansi ini pihaknya menggeserkan prioritas. Yakni, dengan memaksimalkan Lansia.

"Saya titip diutamakan lansia yang punya anak anak yang merantau. Karena pemudik yang merantau itu yang punya potensi besar (menularkan)," katanya.

Emil pun melaporkan, bahwa perkembangan kasus Covid 19 di Jabar masih stabil. Tidak ada zona merah Covid-19 di Jawa Barat.

"Mudah-mudahan seterusnya seperti itu. Kita fokus ke level RT, mikro, saya laporkan, hasil asesment nasional tanggal 11 April tentang produktivitas kinerja dari tim PPKM mikro di Indonesia, Jabar ini ranking 1," paparnya.

Hal itu, kata dia, menandakan semua tim bekerja dengan maksimal. Kedua Provinsi Bali, dan ketiga Yogyakarta.

"Jadi Jawa Barat paling rajin bekerjanya lah. Ada 12 indikator produktivitasnya," katanya.

Kedua belas indikator itu, menurut Emil, di antaranya, paling rajin edukasi, sosialisasi, pembagian masker, penegakan disiplin, pengawasan keluar masuk wilayah, penyemprotan disinfektan, pemasangan spanduk himbauan, pembubaran kerumunan, penutupan tempat ibadah yang melanggar, pembatasan jam malam, peneguran kerumunan, tracing dan lain-lain.

"Jadi saya titip pesan lewat media, kepada para aparat di desa, RT, RW Babinkamtibmas, Satpol PP semuanya kinerja terproduktif ini yang diapresiasi pusat mohon diperrtahankan," paparnya.

Selain itu, kata dia, tingkat keterisian rumah sakit (RS) turun lagi di angka 45 persen. Namun, kata dia, untuk ekonomi, daya beli masyarakat masih rendah. Orang masih ragu untuk melakukan belanja. Oleh karena itu, akan didorong, dengan program belanja UMKM terus diupayakan dengan tagline, "Belanja adalah bela negara".

Kemudian dari ekonomi makro, kata dia, ekspor Jabar meningkat dari bulan Januari, dibandingkan Februari. Bahkan, Jabar masih ranking satu yang mengekspor selama 2021. Kedua Jatim, dan ketiga Provinsi Riau.

Kemudian tingkat hunian hotel di Jawa Barat, kata dia, saat ini naik. Hal itu menandakan pergerakan orang untuk menggunakan hotel naik.

"Dari 26 persen di Januari naik ke 33 persen. Mudah mudahan dengan disiplin kita akan menjaga ekonomi kita secara maksimal," katanya.

photo
Lansia divaksinasi - (Republika)

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement