REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Afghanistan menghormati keputusan AS untuk menarik pasukannya. Presiden Mohammed Ashraf Ghani mengatakan, pasukan keamanan Afghanistan akan berkoordinasi dengan AS untuk memastikan transisi yang lancar.
"Pasukan keamanan dan pertahanan Afghanistan sepenuhnya mampu membela rakyat dan negaranya, yang telah mereka lakukan selama ini," ujar Ghani, dilansir Anadolu Agency, Kamis (15/4).
Ghani mengatakan, Afghanistan akan bekerja sama dengan mitra AS dan NATO dalam upaya perdamaian yang sedang berlangsung. Presiden AS Joe Biden memerintahkan penarikan penuh pasukan Amerika dari Afghanistan selambat-lambatnya 11 September.
Dalam pidatonya di Gedung Putih, Biden mengakui, tujuan pasukan AS di Afghanistan menjadi semakin tidak jelas selama dekade terakhir.
Biden menetapkan batas waktu untuk menarik 2500 pasukan AS yang tersisa di Afghanistan pada 11 September, tepat 20 tahun setelah serangan Alqaidah di AS. Namun, menarik diri tanpa kemenangan yang jelas dapat membuka kritik bahwa penarikan tersebut merupakan pengakuan de facto atas kegagalan strategi militer Amerika.
“Itu tidak pernah dimaksudkan sebagai pekerjaan multigenerasi. Kami diserang. Kami berperang dengan tujuan yang jelas. Kami mencapai tujuan itu. Dan inilah waktunya untuk mengakhiri perang selamanya," ujar Biden.
Biden mencatat, pemimpin Alqaidah, Osama bin Laden telah dibunuh pasukan AS pada 2011. Biden mengatakan, Alqaidah saat ini telah terdegradasi di Afghanistan.