REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Untuk kali kedua, Muhammad Khamim (66) warga lingkungan Sanggrahan, Kelurahan Lodoyong, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang harus melalui Ramadhan dengan ujian kesabaran.
Pandemi Covid-19 telah berdampak luar biasa dan menghadirkan situasi yang serba sulit bagi semua sektor usaha, tak terkecuali usaha kerajinan alat musik rebana yang sudah hampir 26 tahun digelutnya.
Satu- satunya perajin alat musik Rebana di wilayah Kecamatan Ambarawa tersebut mengaku --selama pandemi berlangsung-- usahanya mengalami masa- masa yang paling sulit, setelah pemesanan alat musik rebana menurun drastis.
'Sebelum pandemi, saya bisa menerima pesanan --paling tidak-- empat set alat musik rebana per bulan. Namun selama masa pandemi, tiga bulan sekali saja belum tentu," ungkapnya, saat ditemui di lingkungan Sanggrahan, Kamis (15/4).
Ia mengatakan, rebana merupakan peralatan pendukung untuk hiburan, khususnya musik. Namun selama masa pandemi hiburan memang sepi, termasuk juga dengan pertunjukan seni rebana.