Jumat 16 Apr 2021 06:40 WIB

2020, Kilang Cilacap Produksi BBM 348 Ribu Barel per Hari

Kilang Cilacap memasok 33,2 persen dari kebutuhan BBM di Indonesia.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
Kilang Cilacap milik Pertamina.
Foto: Dok. Pertamina
Kilang Cilacap milik Pertamina.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) mencatat sepanjang 2020 kemarin salah satu kontributor terbesar BBM dari semua kilang yang dimiliki adalah Kilang Cilacap. Corporate Secretary PT KPI, Ifki Sukarya menjelaskan Kilang Cilacap merupakan kilang terbesar yang punya kontribusi atas produksi BBM di Indonesia. 

Kilang Cilacap memasok 33,2 persen dari kebutuhan BBM di Indonesia. "Kapasitas produksinya yang mencapai 348 ribu barel/hari, kilang Cilacap menyandang gelar kilang terbesar karena bertanggung jawab dalam memasok sepertiga (33,2 persen) kebutuhan BBM nasional dan 60 persen kebutuhan di pulau terpadat di negeri ini, yaitu Jawa," ujar Ifki, Kamis (15/4).

Baca Juga

Ifki juga menjelaskan Kilang Cilacap kontribusinya dalam mengurangi impor BBM senilai Rp10 triliun per tahun, meningkatkan produk domestik bruto (PDB) sebesar 0,12 persen, menghasilkan produk ramah lingkungan dengan nilai oktan RON 92 dan standar Euro IV, serta memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) 41,52 persen—melampaui target 30 persen dari Pemerintah.

“Kilang Cilacap bahkan mencatat produksi Avtur tertinggi di Indonesia: 18,44 juta barel per tahun. Sisanya, sebanyak 4,2 persen merupakan produk lube-based (berbasis pelumas) dan 3,6 persen berupa petrokimia. Tahun ini kilang Cilacap juga mengembangkan produk Pertamax F1-10 khusus untuk mobil F1. Hal itu dilatarbelakangi produk Pertamax Turbo yang telah diproduksi secara kontinu dengan RON 98 dan kandungan sulfur maksimal 50 ppm,” papar Ifki.

Ifki menambahkan bahwa jajaran produk yang dihadirkan kilang Cilacap tidak hanya BBM, tetapi juga non-BBM seperti base oil (bahan dasar pelumas), paraffinic oil (minyak pemroses akhir pada pembuatan karet), aspal, Industrial Fuel Oil (IFO)/minyak bakar untuk industri, serta produk hasil ekstraksi yang diberi nama Minarex (Pertamina Extract). Minarex amat bermanfaat pada industri karet, seperti ban dan tinta cetak, karena dapat memperbaiki proses pelunakan dan pemekaran karet dan menurunkan kekentalan komponen karet. 

Sebagai kilang nusantara pertama dan satu-satunya yang tergolong dalam Lube Oil Group 1 (klasifikasi produsen base oil dari American Petroleum Institute (API) berdasarkan sifat senyawa penyusunnya), kilang Cilacap menghasilkan produk non-BBM tersebut dari unit Lube Oil Complex (LOC) 1, LOC 2 dan LOC 3.

Untuk makin meneguhkan sisi strategisnya, kilang Cilacap akan menjadi kilang nusantara yang pertama dalam mengembangkan produk farmasi. Melalui proyek Petroleum to Pharmaceutical, bersinergi dengan PT Kimia Farma, kilang Cilacap akan memproduksi Paracetamol/Parasetamol, obat yang banyak diminati karena ampuh meredakan demam dan nyeri. Paracetamol dihasilkan melalui proses pengolahan benzene/benzena dan propylene/propilena.

“Produksi Paracetamol akan menambah nilai strategis kilang Cilacap bagi Indonesia dengan mengurangi impor produk tersebut yang nilainya mencapai 24,9 juta dolar AS (data BPS 2018).” ujar Ifki.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement